kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.594.000   17.000   1,08%
  • USD/IDR 16.370   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.155   47,14   0,66%
  • KOMPAS100 1.057   5,10   0,48%
  • LQ45 832   4,41   0,53%
  • ISSI 214   1,71   0,81%
  • IDX30 429   2,76   0,65%
  • IDXHIDIV20 512   2,62   0,51%
  • IDX80 121   0,63   0,53%
  • IDXV30 124   0,17   0,14%
  • IDXQ30 141   0,95   0,68%

LNSW Dorong Perbaikan Eskpor Impor


Jumat, 06 Desember 2024 / 16:04 WIB
LNSW Dorong Perbaikan Eskpor Impor
ILUSTRASI. Kontan - Kementerian Keuangan Republik Indonesia Kilas Online


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal

KONTAN.CO.ID - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui Lembaga National Single Window (LNSW) terus mendorong perbaikan dalam perdagangan ekspor impor. Hal ini disampaikan Kepala LNSW, Oza Olavia saat “Media Gathering : APBN Dorong Implementasi LNE Guna Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi” di Ancol, Jakarta pada Jumat (6/12/2024).

Indonesia National Single Window atau INSW, sebagai sistem data tunggal ekspor impor milik LNSW, akan terus dikembangkan untuk memperkuat logistik nasional. Salah satunya penguatan Maritime Single Window yang mengintegrasikan layanan kepelabuhanan sesuai dengan mandat dari International Maritime Organization (IMO). Oza optimis, pengintegrasian ini dapat mendorong penguatan logistik Indonesia guna mengakselerasi pertumbuhan ekonomi.

“Secara berkesinambungan dapat memberikan suatu ekosistem yang kita lihat pada akhirnya akan mendorong semua pergerakan ekonomi. Kita juga harapkan terjadi efisiensi dalam proses ekspor impor,” kata Oza kepada awak media.

Oza melanjutkan, semua perihal administrasian kerja manual/hardcopy/inhouse menjadi berbasis digital untuk setiap layanan pemerintah. Untuk itu, LNSW sendiri telah berkolaborasi dengan 18 kementerian dan lembaga dalam mengintegrasikan INSW.

“Kemungkinan bisa bertambah jadi 20-an. Karena ada perubahan susunan kementerian dan lembaga,” ujar Oza.

Berkat pengintegrasian ini, LNSW mencatat dwelling time (waktu bongkar muat) sepanjang periode Januari s.d. Oktober 2024 adalah 2,85 hari. Capaian ini memenuhi target dwelling time nasional 2,9 hari. Sebelumnya pada tahun 2019 silam dwelling time mencapai 3,16 hari dan tahun 2023 2,62 hari.

Kontan - Kementerian Keuangan Republik Indonesia Kilas Online

Dwelling time, sambung Oza, yang terlalu lama berpotensi menambah biaya logistik. Sementara itu, biaya logistik yang tinggi akan mendisrupsi perekonomian melalui sektor Industri yang terganggu pasokan bahan baku atau bahan penolongnya.

“Sistem ini memperlihatkan bagaimana efisiensi dalam pelayanan perizinan ekspor dan impor,” sambung Oza.

Tak hanya pengintegrasian sistem, LNSW juga terlibat dalam penataan ekosistem logistik nasional (national logistics ecosystem/NLE) seperti Delivery Order Online, Surat Penyerahan Petikemas (SP2) Online, Single Submission (SSm) Quarantine Customs, SSm Pengangkut, dan SSm Perizinan.

Oza menyebut, penerapan NLE ini sudah terlaksana pada 52 pelabuhan dan tujuh bandara. Adapun persebaran pelabuhan dan bandara yang telah mengimplementasikan program tersebut sudah mencakup nyaris 100% dokumen ekspor impor nasional.

Berdasarkan hasil survei tim independen dari Prospera pada tahun 2023 untuk mendapatkan gambaran efektivitas NLE, efisiensi waktu dari penerapan DO Online mencapai 40,3% dan efisiensi biayanya mencapai 25,7%. Selanjutnya efisiensi waktu dari penerapan SP2 Online mencapai 47% sementara efisiensi biayanya 32,4%. Untuk penerapan SSm Quarantine Customs, efisiensi waktunya mencapai 73,4% dan efisiensi biayanya 46,1%. Untuk SSm Pengangkut, efisiensi waktu yang dihasilkan mencapai 21,6% dan efisiensi biaya 45%. Kemudian penerapan SSm Perizinan, menghasilkan efisiensi waktu 56,4% dan efisiensi biaya 97,8%.

Untuk meningkatkan efisiensi tersebut, LNSW akan mengembangkan mekanisme tracking and tracing barang dan dokumen yang menjadi salah satu parameter penilaian dalam Logistics Performance Index (LPI). Monitoring layanan pengangkutan antarpulau juga terus ditingkatkan agar distribusi ekspor impor berjalan efisien.

LNSW nantinya juga bakal mengoptimalkan ekosistem NLE untuk lingkup business to government (B2G), government to government (G2G), serta business to business (B2B). Oza turut mendorong LNSW dalam mendukung program digital trade diterapkan secara nasional. “Saat ini sudah banyak program di tingkat internasional terkait dengan perdagangan seperti e-invoice, e-B/L dan sebagainya. Masih kita koordinasikan bagaimana agar dapat data-data tersebut,” tutur Oza.

Untuk itu, LNSW baka menerapkan inovasi dari teknologi AI, data analytic, machine learning, dan blockchain. Khusus blockchain, LNSW sedang mengembangkan transaksi tersebut bersama Institut Pertanian Bogor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×