Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Agung Jatmiko
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran pembiayaan perumahan melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) masih seret pada paruh pertama 2018. Ambil contoh PT Bank Pembangungan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) yang baru menyalurkan kredit kepemilikan rumah (KPR) bersubsidi dengan skema FLPP sebanyak 19 unit.
"Realisasi KPR bersubsidi hingg saat ini baru 19 unit dengan nominal Rp 2,2 miliar," ujar Direktur Bisnis Ritel & Unit Usaha Syariah Bank Jateng Hanawijaya kepada Kontan.co.id pada Selasa (7/8).
Hanawijaya bilang alasannya lantaran lokasi rumah yg harganya sesuai plafon FLPP tidak menarik konsumen. Terutama aspek infrastruktur seperti air, listrik, transportasi, dan fasilitas umum. Hal ini menyebabkan masih rendahnya minat konsumen.
Menyipaki masih rendahnya penyaluran KPR subsidi ini, Bank Jateng sejak Mei 208 menghubungi Dewan Pengurus Daerah Real Estat Indonesia (DPD-REI) dan Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) untuk meminta daftar pengembang penyalur FLPP.
"Cabang-cabang kami sudah kami kumpulkan dan kami juga lengkapi dengan form khusus dan petunjuk teknis FLPP. Langkah ini menghasilkan ada beberapa pengembang yang melakukan MOU dengan Bank Jateng," tambah Hanawijaya.
Berkat langkah ini per Juli 2018, Bank Jateng melihat adanya peningkatan pengajuan permohonan KPR FLPP di cabang.
"Kantor pusat juga melakukan pemasaran kepada pengembang yang berpotensi pembiayaan properti untuk pembangunan KPR bersubsidi sekaligus pembiayaan kepada end user," pungkas Hanawijaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News