Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski pandemi, salah Desa Devisa yang digagas oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) berhasil masuk pasar ekspor Amerika Serikat. Petani Kakao yang tergabung dalam Koperasi Kerta Semaya Samaniya (KSS) di Desa Devisa Jembarana Bali berhasul melakukan ekspor 12,5 ton kakao.
Padahal selama 2021, para petani kakao ini mengalami penurunan tingkat produksi karena dampak dari fenomena La Nina.
Sebab, peningkatan curah hujan yang sangat tinggi sehingga mengakibatkan rontoknya bunga dan bakal buah yang layu karena curah yang tinggi dan kondisi kebun yang lembab.
Volume biji kakao kering fermentasi yang dihasilkan mengalami penurunan sangat signifikan dari 48 ton di 2020 menjadi 24 ton tahun 2021.
Baca Juga: LPEI Dorong 2.900 Pelaku UMKM Lakukan Ekspor lewat Desa Devisa
Namun hal tersebut tidak mematahkan semangat juang para petani dan pengurus Koperasi KSS untuk terus mencari potential buyer dari luar negeri.
Di tahun 2021 Koperasi KSS berhasil melakukan ekspor ke sejumlah negara wilayah Eropa yaitu Belgia dan Belanda, Jepang, dan Amerika Serikat dengan total pengiriman mencapai 12,5 ton.
Jika dibandingkan dengan sebelumnya pada tahun 2020, Koperasi KSS di tahun 2021 ini mendapatkan peluang untuk masuk ke pasar Amerika Serikat.
Hal ini tak terlepas dari pelatihan dan pendampingan yang diberikan LPEI kepada para petani kakao, anggota dan pengurus koperasi yang tergabung dalam Koperasi Kerta Semaya Samaniya (KSS) merupakan cikal bakal Desa Devisa Kakao Jembrana yang berlokasi di Desa Nusasari, Kabupaten Jembrana, Bali.
Terkenal dengan fermented cocoa bean atau biji kakao fermentasi, desa ini juga merupakan Desa Devisa pertama yang mendapat pendampingan dari LPEO atau Indonesia Eximbank.
Corporate Secretary LPEI Agus Windiarto menyampaikan, meski di tengah situasi pandemi, LPEI sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan melalui program Jasa Konsultasi tetap aktif melakukan pendampingan secara intensif terhadap Desa Devisa binaan untuk mencari solusi terhadap apapun kendala yang mereka hadapi.
Baca Juga: Gandeng Kadin, LPEI Dorong UMKM Asal Jawa Tengah Garap Pasar Global
“Semoga di tahun 2022 komoditas Indonesia dapat terus meningkatkan daya saing di pasar global dan menghasilkan eksportir-eksportir baru melalui program Jasa Konsultasi LPEI,” ungkap Agus Windiarto dalam keterangan tertulis pada Sabtu (1/1).
Ketua Koperasi KSS, I Ketut Wiadnyana menyatakan peluang sekaligus tantangan memasuki pasar AS berkaitan dengan adanya pemenuhan aturan Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan AS. Namun tantangan itu, mampu dipenuhi sehingga berhasil mengekspor kakao ke Negeri Paman Sam.
"Pada 2022 kami memiliki target setidaknya hasil produksi biji kakao fermentasi kering mencapai 75 ton dan kami juga sedang melakukan beberapa persiapan untuk ekspor ke Valrhona, Perancis," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News