Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) pada Jumat (29/6) menaikkan suku bunga acuan BI 7DRR rate dari 4,75% menjadi 5,25%. Dengan kenaikan bunga acuan ini, sejak awal 2018, bank sentral telah mengerek bunga acuan sebesar 100 basis points (bps). Dengan kenaikan bunga acuan ini, maka biaya dana dan bunga deposito bank akan meningkat.
Seiring dengan kenaikan bunga deposito, maka mau tidak mau suku bunga kredit akan terpengaruh. Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia memproyeksi efek kenaikan bunga acuan ke suku bunga deposito sekitar enam bulan.
"Untuk elastisitas (efeknya) ke bunga kredit lebih lama, karena tidak semua kenaikan bunga acuan ditransmisikan ke bunga kredit," kata Perry dalam rapat dewan gubernur (RDG), Jumat (29/6).
Kepala Group Risiko Perekonomian dan Sistem Keuangan LPS Dody Arifianto mengatakan, biasanya kenaikan bunga acuan akan diikuti dengan kenaikan bunga kredit sebesar 70%-80%. "Dalam waktu 6-9 bulan kemudian," katanya kepada kontan.co.id, Minggu (1/7).
Sehingga kenaikan bunga sebesar 100 bps dalam satu bulan terakhir akan ditransmisikan ke bunga kredit sebesar 70 bps hingga 80 bps dalam waktu 6-9 bulan dari sekarang.
Untuk kenaikan bunga deposito, biasanya terjadi setelah 1-3 bulan setelah kenaikan bunga acuan. Kenaikan 100%, jadi jika bunga acuan BI sudah naik 100 bps maka bunga deposito akan naik 100 bps.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) dari Januari sampai April 2018, bunga deposito perbankan sudah turun bervariasi 17 bps sampai 45 bps tergantung tenor. Untuk tenor 1 bulan tercatat turun 17 bps menjadi 5,6%. Tenor 3 bulan turun 28 bps ke 5,83%. Tenor 6 bulan turun 45 bps menjadi 6,16% dan tenor 12 bulan turun 43 bps menjadi 6,37%.
Sedangkan, bunga kredit dari Januari 2018-April 2018 turun 20 bps menjadi 11,1%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
