kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Lupakan suku bunga kredit single digit


Rabu, 18 September 2013 / 17:10 WIB
Lupakan suku bunga kredit single digit
ILUSTRASI. Jahe bisa membantu menurunkan gula darah pada penderita diabetes.


Reporter: Dea Chadiza Syafina |

JAKARTA. Pelaku industri dan masyarakat dipaksa melupakan suku bunga rendah. Ketua Umum Perhimpunan Bank-bank Nasional (Perbanas) Sigit Pramono mengungkapkan saat ini Indonesia tengah memasuki masa suku bunga angka ganda atau double digit.

"Kita sedang memasuki zona normal di mana suku bunga terutama kredit di atas 10%. Maka lupakan zaman di mana suku bunga kredit satu angka," ujar Sigit di Jakarta, Rabu (18/9).

Hal ini berarti dunia usaha harus meningkatkan biaya, karena bunga kredit yang dibayarkan akan lebih tinggi dari sebelumnya. Menurut Sigit, saat ini dunia usaha memerlukan kepastian suku bunga.

Kenaikan tingkat suku bunga sebesar 1%-2% tidak begitu dipermasalahkan, asal ada pasokan dana dari perbankan. Yang menjadi persoalan adalah ketika suku bunga rendah namun pasokan dana minim.

Menurut Sigit, kenaikan tingkat suku bunga acuan perbankan atau BI rate tidak akan mempengaruhi pertumbuhan kredit perbankan hingga akhir tahun ini. Tapi dampaknya baru akan terasa tahun depan.

"Pertumbuhan kredit akhir tahun 2013 belum terasa. Nanti pada 2014 akan terasa dan sekarang tidak banyak bank melakukan target penurunan kredit," ungkap Sigit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×