Reporter: Dea Chadiza Syafina |
JAKARTA. Pelaku industri dan masyarakat dipaksa melupakan suku bunga rendah. Ketua Umum Perhimpunan Bank-bank Nasional (Perbanas) Sigit Pramono mengungkapkan saat ini Indonesia tengah memasuki masa suku bunga angka ganda atau double digit.
"Kita sedang memasuki zona normal di mana suku bunga terutama kredit di atas 10%. Maka lupakan zaman di mana suku bunga kredit satu angka," ujar Sigit di Jakarta, Rabu (18/9).
Hal ini berarti dunia usaha harus meningkatkan biaya, karena bunga kredit yang dibayarkan akan lebih tinggi dari sebelumnya. Menurut Sigit, saat ini dunia usaha memerlukan kepastian suku bunga.
Kenaikan tingkat suku bunga sebesar 1%-2% tidak begitu dipermasalahkan, asal ada pasokan dana dari perbankan. Yang menjadi persoalan adalah ketika suku bunga rendah namun pasokan dana minim.
Menurut Sigit, kenaikan tingkat suku bunga acuan perbankan atau BI rate tidak akan mempengaruhi pertumbuhan kredit perbankan hingga akhir tahun ini. Tapi dampaknya baru akan terasa tahun depan.
"Pertumbuhan kredit akhir tahun 2013 belum terasa. Nanti pada 2014 akan terasa dan sekarang tidak banyak bank melakukan target penurunan kredit," ungkap Sigit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News