Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk menargetkan pada kuartal IV 2016, volume transaksi bulanan e-money bisa naik menjadi rata-rata Rp 350 miliar dari kuartal sebelumnya Rp 211 miliar per bulan. Hal ini salah satunya dengan masuk lebih banyak di segmen bisnis parkir.
Senior Vice President Transaction Banking Retail Bank Mandiri, Rahmat Broto Triaji mengatakan, salah satu cara untuk mencapai target tersebut diantaranya melakukan edukasi ke beberapa komunitas. “Kami gencar mensosialisasikan e-money ke beberapa komunitas pemakai mobil tertentu, jadi selain untuk bayar tol e-money bisa untuk bayar parkir,” papar Rahmat, Kamis (10/11).
Bank berkode saham BMRI ini mengklaim sudah menyalip BCA di pangsa pasar uang elektronik bisnis parkir. Menurut Rahmat, saat ini, sudah ada 180 mall yang terlayani dengan e-money Mandiri.
Sebagai gambaran, menurut Rahmat, saat ini e-money mencatatkan 26 juta transaksi per bulan. Sampai akhir tahun depan, dengan strategi Mandiri masuk di bisnis parkir dan jalan tol, jumlah transaksi bisa naik menjadi 30 juta transaksi.
Untuk bisnis e-toll, Bank Mandiri sudah mulai sejak tahun 2008. Bank berlogo pita emas ini mengaku sudah mengeluarkan dana investasi sebesar Rp 40 miliar sampai Rp 50 miliar untuk bisnis uang elektronik di jalan tol.
Sampai September 2016, tercatat jumlah kartu e-money Mandiri yang diterbitkan sebesar 8,26 juta kartu atau tumbuh 33% year on year (yoy). Untuk frekuensi transaksi sampai September 2016 tercatat sebesar 264,9 juta atau naik 47% yoy.
Sedangkan untuk nominal transaksi tercatat sebesar Rp 2,54 triliun atau naik 39% yoy. Berdasarkan jenis merchant, transaksi di tol sangat dominan dan menyumbang 79% dari sisi frekuensi transaksi dan 65% dari sisi nominal transaksi.
Selama tahun 2016, mandiri e-money menempati market share frekuensi transaksi rata-rata sebesar 70%, dan market share nominal transaksi mencapai rata-rata sebesar 65%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News