kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Mandiri dan BRI tak dapat PMN di 2016


Rabu, 19 Agustus 2015 / 13:05 WIB
Mandiri dan BRI tak dapat PMN di 2016


Reporter: Galvan Yudistira, Lidya Panjaitan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pemerintah telah mengajukan usulan penyertaan modal negara (PMN) pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2016. Dua bank BUMN, Bank Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) tidak masuk dalam daftar calon penerima penyertaan modal pemerintah itu.

Padahal, pada penyusunan PMN tahun 2015, nama Bank Mandiri sempat masuk sebagai salah satu BUMN penerima  penyertaan modal pemerintah. Namun, akhirnya Komisi VI DPR mengeluarkan nama Bank Mandiri sebagai calon penerima dana PMN senilai Rp 5,6 triliun.

Demikian juga dengan BRI yang tidak masuk hitungan. Padahal, menurut rencana yang disusun Kementerian BUMN, BRI diagendakan mendapat penyertaan modal dari pemerintah pada tahun 2016.

Bank Mandiri dan BRI diusulkan memperoleh penyertaan modal pemerintah agar memenuhi syarat Qualified Asean Bank (QAB) sehingga bisa lebih bersaing di wilayah ASEAN. Syarat QAB, bank harus memiliki rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) minimal 17,5% pada tahun 2019 mendatang.

BRI tak mempersoalkan bila tak masuk daftar BUMN penerima PMN. Direktur Keuangan Bank BRI, Haru Koesmahargyo mengatakan, rasio kecukupan modal BRI saat ini berada di level 20,14%.

CAR masih cukup

BRI merasa dengan CAR sebesar 20,14% saat ini masih cukup untuk mengembangkan bisnis. Jika pun harus menerbitkan surat utang untuk memperkuat permodalan, dalam kondisi pasar keuangan seperti saat ini tidak akan efektif.

 “Namun berbeda jika nanti ekonomi tumbuh relatif bagus, kami harus menjaga CAR selain untuk ekspansi di angka 17%,” ujar Haru kepada KONTAN, Selasa (18/8).

Kelak jika sudah mengantongi tiket QEB, BRI akan mempertimbangkan pembukaan cabang di sejumlah negara yaitu Timor Lester, Vietnam, Malaysia dan Myanmar. Khusus tahun depan, BRI menargetkan pembukaan cabang di Timur Leste dan Malaysia.

Belum lama ini, bank spesialis kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) ini sudah membuka kantor cabang di Singapura. Khusus di Timor Leste, BRI akan membuka kantor cabang penuh (full branch). BRI akan melayani sektor UMKM di negeri bekas wilayah Indonesia ini.

Bank Mandiri juga siap mengembangkan bisnis meski pada tahun depan tak memperoleh suntikan modal pemerintah lewat PMN.

Hingga akhir Juni 2015, CAR Bank Mandiri sudah di level 17,63%. Rohan Rafas, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri menyatakan, tambahan modal pemerintah memang dapat membantu Bank Mandiri bersaing di wilayah Asean.

Terlebih bank-bank asing di kawasan Asean memiliki modal yang lebih besar dibanding dengan bank-bank yang ada di Indonesia. "Namun tanpa suntikan PMN, tidak menjadi masalah untuk bidang operasional kami," kata Rohan. Rohan optimistis, modal Bank Mandiri masih sangat mencukupi untuk kegiatan usaha mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×