kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mandiri dan SMI beri kredit INKA Rp 1,69 triliun


Jumat, 02 Juni 2017 / 18:30 WIB
Mandiri dan SMI beri kredit INKA Rp 1,69 triliun


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Penyaluran kredit sindikasi menjadi cara bagi perbankan untuk mencapai target kredit korporasi. Salah satunya, PT Bank Mandiri Tbk menggandeng Sarana Multi Infrastruktur (SMI) untuk menyalurkan kredit sindikasi modal kerja senilai Rp 1,69 triliun kepada PT Industri Kereta Api (INKA).

SEVP Corporate Banking Bank Mandiri Alexandra Askandar mengatakan, kontribusi Bank Mandiri adalah sebesar Rp 1,19 triliun dan SMI sebesar Rp 500 miliar. Kedua kreditur juga menjadi Join Mandated Lead Arranger. Nantinya, kredit modal kerja sindikasi ini akan dikucurkan dalam dua tranche yang disesuaikan dengan proses pengadaan tersebut.

Lanjutnya, penyaluran pinjaman ini merupakan dukungan Bank Mandiri pada penguatan konektivitas di angkutan massa. Adapun fasilitas modal kerja sindikasi ini memiliki jangka waktu 20 bulan. “Kerja sama ini sebagai wujud sinergi tiga BUMN dalam mengakselerasi pengadaan alat transportasi massal,” kata Alexandra.

Bank berplat merah ini mencatat pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur Indonesia dengan total realisasi mencapai Rp 118,7 triliun atau naik 26,6% per Maret 2017. Dari nilai tersebut, pembiayaan pada sektor transportasi mencapai Rp 27,6 triliun. Khusus pada subsektor perkeretapian, pembiayaan yang telah disalurkan hingga Maret 2017 mencapai Rp 4,71 triliun.

Sektor terbesar lainnya pada kredit korporasi adalah sektor tenaga listrik sebesar Rp 28,2 triliun, sektor migas dan energi terbarukan senilai Rp 21,3 triliun, sektor konstruksi Rp 13,7 triliun dan sektor perumahan rakyat dan fasilitas kota senilai Rp 9,8 triliun.

Adapun, Bank Mandiri mencatat kredit korporasi tumbuh 26,8% menjadi Rp 234,7 triliun per kuartal I-2017 dibandingkan posisi Rp 185,2 triliun di kuartal I-2016. Segmen kredit korporasi yang tumbuh tinggi ini hanya mencatat rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) sebesar 0,98% atau senilai Rp 2,30 triliun di kuartal I-2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×