Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Bisnis kredit pemilikan rumah (KPR) yang masih melesu, tak menyurutkan perbankan untuk menggenjot penyaluran kreditnya. Contohnya PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berambisi untuk menjadi pemain kakap dalam bisnis properti ini.
“Kami ingin menjadi pemain nomor 1 bisnis KPR pada tahun 2020,” kata Direktur Konsumer Bank Mandiri Hery Gunardi, Kamis (10/3). Kedepan, Mandiri akan membiayai kredit perumahan secara bertahap hingga Rp 80 trilun-Rp 100 triliun.
Tahun 2016, Mandiri membidik pertumbuhan KPR sebesar 5% atau mencapai Rp 32,02 triliun per Desember 2016 dibandingkan realisasi Rp 30,5 triliun per Desember 2015. Targetnya, perusahaan dapat mencatat pertumbuhan kredit minimal 1%-2% per kuartal.
Saat ini, Mandiri telah memiliki pangsa pasar 9,20% terhadap total kredit perumahan sebesar Rp 326,32 triliun per Desember 2015. Kedepan, perusahaan akan terus memperbesar pangsa pasar KPR di Tanah Air.
Nah, bank berplat merah ini terus menggandeng pengembang (developer) dan broker properti untuk mencapai target tersebut. Perusahaan telah bekerjasama dengan 300 developer dan empat broker untuk menyalurkan KPR.
Selain itu, program gratis biaya administrasi, hadiah dan bunga rendah. Misalnya, Mandiri menawarkan bunga KPR sebesar 9,7% untuk program kerjasama, dan bunga sekitar 10%-11% untuk KPR dengan bunga floating 12%-13%.
Tak ingin bersaing dengan saudaranya PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), Mandiri akan menyasar KPR untuk kelas menengah atas dengan harga minimal Rp 250 juta ke atas untuk rumah baru atau rumah bekas. “Sekitar 35% porsi KPR untuk rumah bekas,” tambahnya.
Hery menambahkan, Mandiri memiliki nasabah yang potensial untuk digarap khususnya nasabah prioritas, pemilik, serta pegawai perusahaan nasabah utama Bank Mandiri. Perusahaan memiliki 60.000 nasabah prioritas dan 1.500 nasabah privat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
