Reporter: Aurelia Felicia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mandiri Sekuritas (Mandiri Sekuritas/Perusahaan), perusahaan anak dari Bank Mandiri, kembali mencatatkan pertumbuhan bisnis yang kuat, rekor baru pendapatan usaha di sepanjang sejarah perusahaan beroperasi.
Pendapatan usaha Mandiri Sekuritas per 31 Desember 2022 meningkat 32% menjadi Rp 2,5 triliun dibandingkan dengan Rp 1,9 triliun di periode yang sama tahun 2021, sehingga Mandiri Sekuritas mencatatkan laba bersih di tahun 2022 sebesar Rp 381 miliar.
Angka hasil bisnis ini merupakan konsolidasi antara Mandiri Sekuritas dengan perusahaan anaknya; Mandiri Securities Pte. Ltd. (Mandiri Securities Singapore) dan Mandiri Manajemen Investasi.
Baca Juga: Intip Nasib Waran Terstruktur Bank Mandiri (BMRI) Setelah Gelar Stock Split
Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Oki Ramadhana, mengatakan, meski kondisi pasar tahun 2022 penuh tantangan akibat gejolak ekonomi dan geopolitik global, Mandiri Sekuritas dapat mencatatkan hasil bisnis yang kuat.
“Dalam mencapai hasil bisnis yang kuat, Mandiri Sekuritas selalu fokus kepada peningkatan layanan nasabah, baik korporasi, institusi, maupun retail dan sinergi dengan Bank Mandiri Group,” tambahnya.
Selama tahun 2022, Mandiri Sekuritas berhasil menyelesaikan 101 transaksi investment banking, termasuk IPO, rights issue, placement, penerbitan obligasi baik IDR maupun USD dan juga liability management serta beberapa strategic deals BUMN termasuk restrukturisasi Garuda Indonesia.
Melihat pencapaian tersebut Oki optimistis dengan kemajuan Mandiri Sekuritas pada tahun 2023 didukung dengan pertumbuhan pasar modal Indonesia yang kuat meskipun tetap waspada dengan gejolak ekonomi global yang mungkin timbul.
Baca Juga: Harga Saham Melemah Usai Stock Split, Begini Nasib Waran Terstruktur Bank Mandiri
Oki memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat mencapai angka 7.510 di akhir tahun 2023 dengan perkiraan pertumbuhan EPS sebesar 17% di luar sektor komoditas dan didukung oleh kondisi likuiditas perbankan yang masih besar, struktur neraca perdagangan yang jauh lebih baik, serta masih menariknya IHSG dibandingkan dengan emerging markets lain.
“Untuk itu, kami mendorong para nasabah Indonesia untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia,” pungkas Oki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News