Reporter: Astri Kharina Bangun |
JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) akan mengandalkan laba yang dihasilkan untuk meningkatkan modal tahun ini. Pasalnya, pasca right issue tahun 2011, Bank Mandiri menyatakan kepada investor tidak ada aksi korporasi lagi terkait ekuitas sampai dengan 2014.
Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Pahala Mansury mengungkapkan BMRI telah menyiapkan strategi untuk memupuk permodalan tahun ini. Langkah pertama, adalah dengan meningkatkan rasio simpanan terhadap pinjaman (loan to deposit ratio/LDR) dari 74% tahun lalu menjadi 78% pada akhir 2012. Kedua, Bank Mandiri akan menggenjot peningkatan dana murah yaitu giro dan tabungan.
"Kalau akhir 2010 rasio dana murah kami hanya 55,8%, akhir tahun 2011 secara konsolidasi menjadi 60,7%. Akhir tahun kami harapkan meningkat 1%-2% atau mudah-mudahan bisa 62,6%," ungkap Pahala.
Bank dengan kode saham BMRI itu menargetkan dana murah tahun ini bisa mencapai di atas Rp 300 triliun, lebih tinggi dibandingkan target tahun 2011 sebesar Rp 225 triliun. Adapun realisasi dana murah yang terkumpul hingga pengujung 2011 sebesar Rp 256,4 triliun.
Langkah ketiga adalah melakukan pengkajian mengenai obligasi rekapitalisasi yang masih dipegang perbankan, khususnya bank-bank BUMN. Saat ini pembicaraan masih dilakukan antara perbankan, Kementerian Keuangan, dan Bank Indonesia.
"Belum final, masih kita eksplorasi diapakan obligasi rekapitalisasi tersebut. Entah buyback atau ditukar dengan aset lainnya," kata Pahala.
Selain tiga hal di atas, Bank Mandiri juga mengharapkan tahun ini dividen payout ratio bisa dipangkas dari 35% menjadi 20%.
"Yang terutama sekarang ini pemupukan modal dari laba yang kami hasilkan sendiri. Itu sebabnya 2011 ini kami berharap dividen payout bisa di angka 20% atau bahkan lebih baik lagi kalau bisa kurang dari angka tersebut. Kemampuan rights issue sudah terbatas karena kepemilikan pemerintah sudah mencapai 60%," jelas Pahala.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News