Reporter: Ferry Saputra | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife Indonesia) menilai, adanya gejolak geopolitik berpotensi memengaruhi kinerja unitlink atau Produk Asuransi yang Dikaitkan dengan Investasi (PAYDI).
Chief Marketing Officer Manulife Indonesia Shierly Ge menjelaskan, sentimen geopolitik merupakan salah satu faktor eksternal yang dapat memengaruhi kondisi pasar keuangan secara global maupun domestik. Hal itu yang bisa menyebabkan nilai unitlink berfluktuasi.
Baca Juga: Allianz Life Sebut Gejolak Geopolitik Dapat Pengaruhi Kinerja Unitlink
"PAYDI merupakan produk asuransi yang menggabungkan proteksi dan investasi, maka nilai unit dari produk tersebut dapat mengalami fluktuasi seiring dengan pergerakan pasar, termasuk yang dipicu oleh dinamika geopolitik," katanya kepada Kontan.co.id, Jumat (18/7).
Namun, Shierly menyebut fluktuasi yang dialami unitlink hanya bersifat sementara. Dia mengatakan Manulife Indonesia berkomitmen untuk terus memantau perkembangan pasar dan menjaga prinsip kehati-hatian terkait pengelolaan dana nasabah.
Sementara itu, Manulife Indonesia mempercayai bahwa portofolio unitlink akan terus bertumbuh dengan pendekatan investasi jangka panjang, serta meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap perencanaan keuangan dan perlindungan.
"Kami percaya bahwa PAYDI akan menjadi pilihan yang relevan bagi para nasabah, berkat perlindungan serta potensi imbal hasil yang ditawarkan oleh PAYDI," ujar Shierly.
Atas dasar itu, Shierly mengatakan Manulife Indonesia akan terus mengedepankan edukasi literasi finansial, serta inovasi produk agar memberikan nilai tambah bagi nasabah dan membantu mereka mencapai tujuan finansial.
Baca Juga: Kinerja Unitlink Saham Tertekan di Juni 2025, Allianz Life Beberkan Prospeknya
Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawasan Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ogi Prastomiyono mengatakan, kondisi geopolitik global, seperti konflik Israel–Iran, dan kebijakan tarif antarnegara, dapat memengaruhi sentimen pasar keuangan yang berdampak pada kinerja portofolio investasi, termasuk unitlink, yang merupakan salah satu fokus kegiatan usaha dari perusahaan asuransi.
"Oleh karena itu, OJK terus mendorong perusahaan asuransi agar senantiasa menjalankan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan investasi, antara lain melalui diversifikasi portofolio dan penguatan manajemen risiko yang adaptif terhadap ketidakpastian global," ucapnya dalam lembar jawaban resmi RDK OJK, Jumat (18/7).
Pada produk yang memiliki fitur investasi, seperti unit link, OJK juga menekankan kepada perusahaan asuransi mengenai pentingnya transparansi informasi dan peningkatan literasi kepada pemegang polis agar mereka memahami profil risiko dan manfaat dari produk unitlink secara menyeluruh.
Baca Juga: Unitlink Saham Offshore Prudential Raih Hasil Positif pada Juni 2025
Lebih lanjut, Ogi menyampaikan per Mei 2025, pendapatan premi dari unitlink tercatat sebesar Rp 16,52 triliun. Kontribusinya 22,78% terhadap total pendapatan premi industri asuransi jiwa per Mei 2025.
Selanjutnya: Bank Danamon (BDMN) Buka Peluang Penurunan Bunga Kredit Pasca Pemangkasan BI Rate
Menarik Dibaca: Samsung Z Fold 6 dengan Layar Dua Mode, Bisa jadi Smartphone Sekaligus Tablet
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News