kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.080   96,25   1,38%
  • KOMPAS100 1.059   19,08   1,83%
  • LQ45 833   16,07   1,97%
  • ISSI 214   1,68   0,79%
  • IDX30 425   9,10   2,19%
  • IDXHIDIV20 511   9,34   1,86%
  • IDX80 121   2,21   1,86%
  • IDXV30 125   1,01   0,82%
  • IDXQ30 142   2,63   1,89%

Margin bunga bersih perbankan menyusut di awal tahun ini


Rabu, 27 Maret 2019 / 18:53 WIB
Margin bunga bersih perbankan menyusut di awal tahun ini


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat per Januari 2019 posisi margin bunga bersih alias net interest margin (NIM) perbankan menyusut menjadi 4,92%. NIM ini turun dari bulan Januari 2018 lalu yang mencapai 5,19% dan akhir Desember 2018 sebesar 5,14%.

Bila ditelusuri berdasarkan kelompok bank (BUKU) masing-masing BUKU I, II, III dan IV membukukan NIM 4,57%, 4,92%, 3,97% dan 5,57%. Kelompok BUKU I, III dan IV menurun dari bulan Januari 2018 sebesar 5,48%, 4,32% dan 5,87%. Sementara BUKU II masih mengalami kenaikan dari Januari tahun lalu 4,81%.

Sejumlah bankir yang dihubungi Kontan.co.id memprediksi di tahun ini NIM perbankan bakal tetap turun. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI, anggota indeks Kompas100) misalnya tahun ini memprediksi NIM akan menurun yaitu di kisaran 7,2%-7,4%. Padahal tahun lalu, bank nomor wahid ini mencatatkan NIM sebesar 7,45%.

Direktur Utama BRI Suprajarto mengatakan, penurunan NIM merupakan hal yang wajar. Penurunan NIM didorong kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang mencapai 175 basis poin (bps) di tahun lalu.

Dampaknya, perbankan harus melakukan penyesuaian suku bunga simpanan. Sementara suku bunga simpanan naik, pada praktiknya penyesuaian suku bunga kredit tidak sebesar dan secepat kenaikan bunga simpanan.

"Penurunan NIM BRI masih sesuai strategi dan dapat dikompensasikan dengan pertumbuhan non interest income seperti fee income yang tumbuh lebih kuat," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (27/3). Di samping itu, pertumbuhan beban operasional lebih moderat sebagai efek dari strategi digital yang dilakukan BRI.

Pun, perbaikan biaya kredit terus terjadi seiring dengan penjagaan kualitas kredit. Menurut Suprajarto, ini juga tidak merusak kinerja keuangan BRI alias masih dalam batas wajar. "Meskipun NIM turun, ROA (return on asset) BRI tetap stabil," terangnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan, sampai dengan awal tahun ini NIM BCA masih terjaga di kisaran 6%. Catatan saja, tahun lalu NIM BCA ada di level 6,1%, turun tipis dari posisi tahun sebelumnya sebesar 6,2%.

Di tahun 2019 ini, bank bersandi bursa BBCA (anggota indeks Kompas100) ini optimistis, kalau NIM masih akan tetap terjaga di level tersebut. "NIM masih sekitar 6%. Harusnya (tahun ini) stabil," tuturnya.

Setali tiga uang, Direktur Keuangan PT BPD Jawa Timur Tbk (BJTM, anggota indeks Kompas100 ) Ferdian Timur Satyagraha bilang, per Februari 2019 posisi NIM ada di level 6,54%. Rasio NIM tersebut tumbuh dari periode Desember 2018 lalu sebesar 6,37%.

Peningkatan margin bunga bersih ini menurutnya ditopang penurunan biaya dana menjadi 2,85%, dari akhir tahun lalu 3,17%. Melihat peluang pertumbuhan kredit yang lebih tinggi di tahun ini, Bank Jatim menargetkan NIM pada kuartal I 2019 akan ada di posisi 6,76% atau naik 39 bps dari tahun lalu.

Namun, hingga akhir tahun diperkirakan NIM akan stabil dengan asumsi pertumbuhan kredit di atas 9% dari realisasi tahun 2018. "Strategi peningkatan NIM dengan meningkatkan pendapatan bunga melalui ekspansi kredit yang prudent," kata Ferdian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×