kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Masa Transisi Unitlink akan Selesai, Ini Strategi Pengelolaan Investasinya


Rabu, 11 Januari 2023 / 16:08 WIB
Masa Transisi Unitlink akan Selesai, Ini Strategi Pengelolaan Investasinya
ILUSTRASI. Nasabah mencari informasi mengenai produk unit link dari asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta, Rabu (2/1). Masa Transisi Unitlink akan Selesai, Ini Strategi Pengelolaan Investasinya.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Produk asuransi yang diinvestasikan atau kerap dikenal unitlink akan memasuki babak baru di tahun ini. Mengingat, aturan yang terbit pada tahun lalu ini akan menyelesaikan masa transisi di kuartal pertama tahun ini.

Dengan berakhirnya masa transisi tersebut, beberapa perusahaan asuransi pun bisa menggenjot kembali penjualan produk ini sesuai dengan aturan yang baru. Di sisi lain, nasabah yang ingin beli produk ini pun perlu memperhatikan strategi investasi yang dilakukan.

Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengungkapkan bahwa unitlink dengan fund berbasis pendapatan tetap yang paling memiliki potensi imbal hasil positif di tahun ini.

Ini berarti menyusul dengan kinerja unitlink fund pendapatan tetap yang menjadi satu-satunya yang memberi  imbal hasil positif di 2022.

Baca Juga: Bisnis Asuransi Jiwa Patok Target Premi Tumbuh Dobel Digit Tahun Ini

Berdasarkan data Infovesta, imbal hasil unitlink pendapatan tetap sepanjang 2022 ada di level 0,11%. Sementara, imbal hasil unitlink saham ada di level -3,62% dan unitlink campuran di level -0,42%.

Wawan menjelaskan alasan aset pendapatan tetap lebih diunggulkan di tahun ini adalah tren kenaikan suku bunga sudah cukup terbatas. Mengingat, dari kebutuhan makro ekonomi di Indonesia belum ada kebutuhan drastis untuk menaikkan suku bunga.

Meskipun demikian, Wawan tidak menutup kemungkinan unitlink saham memiliki imbal hasil positif di tahun ini. Namun, perlu dilihat dari portofolio saham yang dimiliki dalam produk unitlink-nya.

“Dengan aturan baru yang ada, seharusnya perusahaan lebih konservatif dan fokus pada kualitas aset,” ujarnya.

Ia mencontohkan saham-saham yang memiliki fundamental baik dan memiliki kapitalisasi besar. Misal, saham-saham di sektor keuangan, consumer good, dan infrastruktur.

Baca Juga: Dana Kelolaan Kustodian Bank CIMB Niaga Naik 8,39%

Di sisi lain, Wawan melihat bahwa perusahaan asuransi jiwa saat ini masih melakukan pemindahan investasi unitlink dari reksadana menjadi pengelolaan sendiri atau melalui Kontrak Pengelolaan Dana (KPD).

Berdasarkan catatannya, masih ada dana investasi unitlink di reksadana sekitar Rp 110 triliun dari sebelumnya Rp 150 triliun. Menurutnya, pemindahan tersebut baru akan selesai di semester kedua tahun ini.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×