Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Khomarul Hidayat
Tak cuma dari aspek penyaluran kredit, taret penghimpunan DPK perbankan juga relatif lebih rendah dibandingkan dari target OJK. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) misalnya menargetkan DPK tahun ini bisa tumbuh di kisaran 8%-9%.
DIrektur Distribution and Retail Funding BTN Jasmin mengatakan, di awal tahun ini akan ada tren penurunan DPK dibandingkan akhir tahun lalu.
“Kami sedang repricing dana mahal untuk menekan cost of fund, sehingga mungkin dana agak turun sedikit. Namun dengan kredit yang belum tumbuh di awal tahun ini, kami masih punya ekses likuiditas lebih dari Rp 50 triliun sehingga ini masih cukup buat bekal ekspansi,” ujar Jasmin kepada KONTAN.
Melansir data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sampai Oktober 2020, simpanan di perbankan memang mulai terkontraksi setelah selama lima bulan Mei terus DPK perbankan terus tumbuh positif.
Di sisi lain, fokus perbankan untuk mulai menghimpun dana murah alias current account and saving account (CASA) juga turut mempengaruhi perkembangan DPK perbankan. Sebab DPK perbankan sejatinya didominasi oleh simpanan bernilai jumbo.
“Tahun lalu, DPK kami tumbuh positif, terutama yang berasal dari CASA engan pertumbuhan 14%. Tahun ini CASA kami juga ditargetkan tumbuh double digit,” ujar Direktur Konsumer PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) Lani Darmawan.
Selanjutnya: Likuiditas melimpah, perbankan ancang-ancang mengucurkan kredit
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News