Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi telah memberikan dampak bagi industri perbankan di kawasan Asia Tenggara. Hal tersebut juga terjadi pada Maybank yang membukukan laba bersih senilai RM 6,48 miliar sepanjang 2020. Nilai itu turun 20,98% year on year (yoy) dari 2019 sebesar RM 8,20 miliar.
Penurunan itu terjadi, sehubungan Maybank Group harus membukukan secara signifikan net impairment loss yang lebih tinggi. Lantaran dampak lanjutan dari pandemi Covid-19.
Kendati demikian, hal ini sebagian telah diimbangi oleh pendapatan operasional bersih yang lebih tinggi dan pengurangan biaya overhead.
Chairman dan Group President & CEO Maybank Maybank Chairman, Tan Sri Dato 'Sri Zamzamzairani Mohd Isa mengatakan bahwa terlepas dari tantangan yang disebabkan pandemi Covid-19, Grup telah mampu menunjukkan ketahanan dan kemampuannya untuk tetap bergerak dalam mengelola risiko maupun disrupsi lain yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Baca Juga: Sarana Menara Tower (TOWR) dapat fasilitas pinjaman Rp 500 miliar dari Maybank
“Prioritas utama kami ke depan adalah terus fokus pada keberlanjutan finansial kami dan menciptakan nilai bagi jutaan stakeholders’ kami. Kami akan segera melanjutkan rencana M25 Grup yang akan menetapkan roadmap dan sasaran strategis kami lima tahun ke depan untuk mendorong kami ke tingkat berikutnya dan mempercepat pertumbuhan kami. Kami yakin bahwa rencana ini dapat membantu Grup untuk menjalankan bisnis sesuai tatanan dunia baru dan membangun jaringan yang lebih kuat di kawasan ini,” ujarnya dalam keterangan tertulis pada Senin (1/3).
Adapun laba sebelum pajak pada 2020 turun menjadi RM 8,66 miliar dari RM11,01 miliar pada tahun sebelumnya. Terlepas dari tahun yang penuh tantangan, Grup mencatat pendapatan operasional bersih yang stabil atau lebih tinggi 0,1% menjadi RM24,76 miliar dari tahun lalu.
Hal ini disebabkan oleh peningkatan sebesar 12,3% yoy pada total pendapatan berbasis biaya bersih menjadi RM8,11 miliar, terutama berasal dari pendapatan asuransi dan investasi bersih yang lebih tinggi. Sebab Maybank mampu mendapatkan keuntungan dari return yang lebih baik.
Lebih lanjut, kenaikan pada pendapatan berbasis biaya bersih sebagian juga tergerus oleh penurunan 4,9% pada total pendapatan berbasis dana bersih menjadi RM1 6,65 miliar. Hal ini disebabkan penurunan margin bunga bersih sebesar 17 basis poin (bps) secara tahunan karena penurunan pinjaman dan security yields.
Juga dampak dari adanya empat kali pemotongan Overnight Policy Rate sebesar 125 bps serta timbulnya kerugian atas modifikasi suku bunga tetap pinjaman oleh sebab diterapkannya blanket moratorium berjangka waktu enam bulan yang diberikan kepada nasabah.
Grup tetap menerapkan manajemen biaya secara disiplin serta membantu mengurangi dampak dari kondisi operasional Grup yang melemah, yang menyebabkan terkelolanya tren penurunan pada biaya overhead menjadi RM 11,25 miliar atau 2,7% lebih rendah dari RM 11,56 miliar pada 2019.
Hal ini berdampak pada rasio biaya-terhadap-pendapatan Grup yang membaik menjadi 45,4% dari 46,7% di tahun sebelumnya. Oleh karena pendapatan operasional yang lebih tinggi dan biaya overhead yang semakin rendah, laba operasional sebelum provisi (PPOP) mengalami kenaikan 2,6% atau lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang merupakan sebuah rekor menjadi RM 13,52 miliar.
Meskipun demikian, Grup terus mengambil sikap konservatif dan melakukan pencadangan secara proaktif karena penurunan peringkat pada portofolio tertentu serta meningkatkannya manajemen overlay khusus untuk bisnis tertentu dan debitur korporasi yang menunjukkan perlambatan di pasar dan pada beberapa portofolio ritel.
Kondisi ini menyebabkan net impairment loss meningkat menjadi RM 5,07 miliar pada sepanjang 2020 dibandingkan dengan RM 2,32 miliar pada 2019. Inilah yang mempengaruhi laba bersih secara keseluruhan untuk pembukuan 2020.
Operasional Grup di Malaysia mencatat ekspansi gross loans yang stabil sebesar 4,0% untuk 2020. Kinerja itu melampaui pertumbuhan industri sebesar 3,4%.
Hal ini didukung peningkatan yang sehat sebesar 6,8% di segmen Community Financial Services yang didorong permintaan konsumen serta Perbankan Bisnis dan UKM yang kuat.
Baca Juga: Beli properti bebas uang muka, saham properti ini jadi rekomendasi Maybank Kim Eng
Namun di pasar utama yaitu Singapura dan Indonesia, mencatat penurunan masing-masing sebesar 1,9% dan 14,8%, terutama karena adanya upaya write-off dan repayments. Mengingat Maybank Group terus mengelola eksposurnya di kedua pasar ini.
Hal itu guna bagian dari strateginya untuk terus menyeimbangkan kembali portofolionya dengan mengurangi risiko. Akibatnya gross loans Maybank Group untuk tahun 2020 relatif sama dibandingkan dengan tahun lalu.
Sementara itu gross deposits pada tingkat Maybank Group meningkat sebesar 2,6% di mana seluruh pasar menunjukkan peningkatan stabil, yang dipimpin oleh pasar di Singapura sebesar 6,9%, Indonesia sebesar 3,8% dan Malaysia sebesar 1,2%.
Peningkatan yang baik terlihat pada segmen low cost current dan saving accounts (CASA), sementara fixed deposits berbiaya tinggi menurun sebagai bagian dari strategi untuk menjaga basis pendanaan yang efisien. Hal ini mengakibatkan rasio CASA Maybank Grup meningkat menjadi 42,8% pada Desember 2020 dari 35,5% pada Desember 2019.
Pengelolaan aset dan liabilitas yang efektif, serta funding mix juga mendorong Maybank Grup untuk dapat mengurangi tekanan pada margin bunga, terutama dari pemotongan suku bunga dan dampak dari DayOne modification loss.
Upaya ini mengakibatkan NIM untuk 2020 turun hanya 17 bps menjadi 2,10%, dibandingkan dengan 2,27% di FY19 dan masih dalam kisaran target 2020 sebesar 20 bps.
Maybank terus menjaga posisi likuiditas yang sehat dengan Liquidity Coverage Ratio sebesar 142,0% dan Loan-to-Deposits Ratio sebesar 90,1%. Rasio modal total adalah 18,10% (setelah dividen yang diusulkan, dengan asumsi reinvestment rate sebesar 85%), dengan rasio CET1 di 14,73%, yang menjadi Maybank sebagai salah satu bank dengan kekuatan modal terbaik di regional.
Maybank Grup mencatat peningkatan pada kualitas aset dengan rasio Gross Impaired Loans (GIL) turun menjadi 2,23% pada Desember 2020 dari 2,65% pada Desember 2019.
Baca Juga: Ini respons bankir usai BI pangkas suku bunga ke level 3,5%
Meskipun demikian, Maybank terus mempertahankan sikap proaktif untuk meningkatkan manajemen overlay terhadap bisnis atau debitur korporasi yang mengalami perlambatan, serta portofolio ritel yang juga mengalami perlambatan di setiap variabel makroekonomi.
Sementara itu, loan loss coverage untuk tahun tersebut mengalami peningkatan yang signifikan, mencapai 106,3% pada Desember 2020 dari 77,3% pada tahun sebelumnya sebagai akibat dari peningkatan provisi yang dilakukan selama tahun tersebut serta pembentukan kredit baru yang lebih rendah karena mengalami penurunan nilai.
Maybank Group terus melakukan pengawasan ketat atas portofolio kredit sebagai bagian dari inisiatif manajemen risiko yang kuat, dan secara aktif melibatkan nasabah yang terkena dampak kondisi bisnis yang menantang untuk memberikan nasihat dan dukungan dalam mengelola kewajiban keuangan mereka.
Selain itu, Direksi telah mengusulkan dividen single-tier final sebesar 38,5 sen per saham, yang terdiri dari porsi electable sebesar 21 sen per saham di bawah Rencana Reinvestasi Dividen (Dividend Reinvestment Plan).
Bersama dengan dividen interim sebesar 13,5 sen per saham, jumlah dividen setahun penuh menjadi 52 sen per saham, dan diterapkan ke dalam rasio pembayaran dividen setahun penuh sebesar 91,2%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News