kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Maybank incar kredit 2017 tumbuh 10%


Kamis, 16 Februari 2017 / 17:14 WIB
Maybank incar kredit 2017 tumbuh 10%


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Bank Maybank Indonesia Tbk ingin mencatat pertumbuhan yang lebih lebih baik pada 2017. Taswin Zakaria, Presiden Direktur Bank Maybank Indonesia mengatakan, pihaknya mengincar pertumbuhan kredit minimal sama dengan industri perbankan di tahun Ayam Api ini.

“Untuk kredit akan tumbuh 10% di tahun ini, begitu juga dengan dana pihak ketiga (DPK) akan tumbuh 10%,” kata Taswin, Kamis (16/2).

Segmen kredit yang akan menjadi andalan yaitu kredit golbal dan kredit business banking, sedangkan kredit ritel juga akan didorong khususnya di beberapa segmen seperti kredit pemilikan rumah (KPR).

Khusus untuk kredit global akan fokus pada pembiayaan perusahaan swasta dan BUMN yang masuk 10 perusahaan terbesar, dan sektor yang menjadi incaran adalah infrastruktur. Eri Budiono, Direktur Korporasi Bank Maybank Indonesia menambahkan, pihaknya mengincar pertumbuhan kredit korporasi tumbuh 20% pada tahun ini.

Kemudian, kredit ritel yang turun di tahun lalu akan membaik di tahun ini. Jenny Wiriyanto, Direktur Business Banking Maybank Indonesia berharap, kredit ritel dapat tumbuh 10% pada tahun ini, dengan segmen kredit yang akan diincar adalah KPR, kartu kredit, dan kredit personal.

Informasi saja, Maybank Indonesia mencatat pertumbuhan 2,9% menjadi Rp 115,73 triliun pada akhir 2016 dibandingkan posisi tahun 2015 sebesar Rp 112,52 triliun.

Pada akhir tahun lalu, pertumbuhan kredit yang baik di segmen global banking tumbuh 20,5% menjadi Rp 25,8 triliun, kredit business banking naik 12,3% menjadi Rp 51,5 triliun. Sedangkan kredit ritel turun 15,1% menjadi Rp 38,3 triliun. Penyebab penurunan ini karena semua segmen kredit ritel turun.

Dengan target kredit tersebut, perusahaan masih akan berhati-hati dalam menyalurkan kredit demi menjaga rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL). Taswin menambahkan, pihaknya akan menjaga rasio NPL lebih baik. “Minimal rasio NPL akan di bawah dari level yang sudah ada,” tambahnya.

Bank mencatat tingkat rasio NPL gross di level 3,4% dan NPL net sekitar 2,3% per akhir 2016, dibandingkan posisi NPL gross tahun 2015 sebesar 3,7% dan NPL net 2,4%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×