Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Di tengah perlambatan penyaluran kredit properti, PT Bank Maybank Indonesia Tbk justru membidik pertumbuhan tinggi untuk kredit pemilikan rumah (KPR) yaitu di level 17% pada tahun 2016.
Target tersebut lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan kredit perumahan dan apartemen perbankan sebesar 7,7% atau senilai Rp 342,1 triliun per Februari 2016.
Direktur Community Financial Services Bank Maybank Indonesia Jenny Wiriyanto mengatakan, pertumbuhan sebesar 17% tersebut meliputi bank konvensional dan bank syariah. Nah, sekitar 30%-40% porfotolio kredit mengalir ke pembiayaan KPR syariah.
“Permintaan KPR syariah masih baik,” kata Jenny, Jumat (22/4).
Ia mengakui, permintaan KPR untuk kuartal I-2016 masih melambat karena pertumbuhan ekonomi yang tidak tinggi sehingga membuat daya beli rendah. Kedepan, permintaan kredit rumah akan naik seiring dengan kebutuhan konsumen akan tempat tinggal. “Kami menawarkan bunga KPR single digit untuk menarik pasar,” tambahnya.
Bank yang berpusat di Malaysia ini menawarkan bunga KPR sebesar 9% fix dua tahun untuk debitur baru, sedangkan debitur lama masih menggunakan rasio bunga yang sama. Perusahaan juga memberikan tawaran bunga KPR fix 10 tahun dengan skema bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) plus 5%.
Adapun, bank yang sebelumnya bernama BII ini akan mencatat penyaluran KPR sekitar Rp 21,17 triliun pada akhir tahun 2016 dari realisasi penyaluran KPR sebesar Rp 18,1 triliun per akhir tahun 2015. Tahun lalu, Maybank Indonesia mencatat pertumbuhan KPR sebesar 5,88%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News