Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyeksi pertumbuhan ekonomi yang belum membaik pada 2020 mendatang membuat PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) akan tempuh strategi konservatif. Tahun depan Maybank Indonesia cuma membidik pertumbuhan aset single digit di kisaran 7%-8%.
Direktur Keuangan Maybank Indonesia Thilagavathy Nadason bilang ada dua alasan Maybank Indonesia pasang target konservatif. Pertama, Maybank Indonesia mengaku bakal lebih berhati-hati menyalurkan kredit. Kedua ihwal persiapan implementasi Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) 71.
Baca Juga: Sejak 1976, Bank BTN sudah salurkan KPR Rp 300 triliun ke 5 juta debitur
“Kami tidak mau menyalurkan kredit cuma untuk meningkatkan pertumbuhan. Di tengah kondisi ekonomi yang masih lambat, misalnya tahun ini memberikan kredit dua hingga tahun berikutnya pasti akan jadi kredit bermasalah,” katanya usai paparan publik di Jakarta, Rabu (18/12).
Per Oktober 2019, perseroan sendiri telah menyalurkan kredit Rp 114,35 triliun dengan pertumbuhan negatif 1,50% (yoy) dibandingkan Oktober 2018.
Nadason menjelaskan pertumbuhan kredit yang negatif salah satunya disebabkan oleh persiapan perseroan implementasi PSAK 71. Sebab, sejatinya perseroan dapat mencatat pertumbuhan pendapatan bunga bersih (NII) 1,79% (yoy).
Baca Juga: Gandeng Maybank, nasabah FIF Group bisa bayar cicilan via setor tunai