kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.284.000   34.000   1,51%
  • USD/IDR 16.595   -40,00   -0,24%
  • IDX 8.169   29,39   0,36%
  • KOMPAS100 1.115   -0,85   -0,08%
  • LQ45 785   2,96   0,38%
  • ISSI 288   0,88   0,31%
  • IDX30 412   1,48   0,36%
  • IDXHIDIV20 463   -0,53   -0,11%
  • IDX80 123   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 129   -0,13   -0,10%

Mayoritas Saham Bank BUMN Ditutup Menguat Selasa (7/10), Cermati Penjelasan Analis


Selasa, 07 Oktober 2025 / 18:10 WIB
Mayoritas Saham Bank BUMN Ditutup Menguat Selasa (7/10), Cermati Penjelasan Analis
ILUSTRASI. Kinerja Perbankan: Pengunjung di booth Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) di Jakarta, Kamis (15/8). Saham bank-bank BUMN mayoritas ditutup menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (7/10/2025). Namun, meskipun ada suntikan dana pemerintah dan penurunan BI Rate masih ada juga saham perbankan yang mengalami tekanan.KONTAN/Baihaki/15/8/2024


Reporter: Albar Maulana | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham bank-bank BUMN mayoritas ditutup menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (7/10/2025). Namun, meskipun ada suntikan dana pemerintah dan penurunan BI Rate masih ada juga saham perbankan yang mengalami tekanan.

Berdasarkan data Stockbit, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) kompak menguat. Sedangkan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) justru melemah pada penutupan perdagangan hari ini.

Penguatan tertinggi pada perdagangan hari ini dicetak oleh BBRI yang menguat 1,27% ke level Rp 3.710 per saham. Sayangnya selama sebulan terakhir, sahamnya masih turun 7,25%.

Selanjutnya diikuti BMRI yang menguat hingga 0,70% di level Rp 4.290. Dalam sebulan terakhir BMRI melemah hingga 8,33%.

Lalu ada BBTN yang menguat hingga 0,42% di level Rp 1.200 per saham. Namun secara bulanan, saham BBTN masih tercatat melemah 6,25%.

Sementara itu BBNI malah berada di zona merah dan ditutup melemah 0,25% di level Rp 3.990 per saham. Harga ini juga menjadi yang terendah dalam sebulan terakhir dengan penurunan hingga 8,70%.

Baca Juga: Saham Big Banks Kompak Menguat Selasa (7/10), BBRI Jadi Pemimpin Kenaikan

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisory Ekky Topan melihat pelemahan saham-saham big banks saat ini lebih banyak disebabkan oleh melambatnya kinerja perbankan, minimnya sentimen lanjutan, serta berlanjutnya aksi jual asing (foreign net sell).

Menurutnya saham big banks, termasuk bank BUMN, kuat korelasinya dengan pihak asing.

"Selama asing belum masuk ke pasar, mereka akan tertekan," kata Ekky, Selasa (7/10/2025).

Ekky menambahkan, dampak penurunan suku bunga secara historis tidak akan langsung memengaruhi harga saham perbankan, melainkan dalam beberapa bulan setelahnya. Karena itu, ia memperkirakan dalam kurun waktu satu hingga dua tahun mendatang, saham-saham perbankan akan kembali mengalami kenaikan.

Baca Juga: Saham Big Banks Kompak Melemah pada Awal Pekan, BMRI Catat Penurunan Terdalam

Disisi lain, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas M. Nafan Aji Gusta menilai tekanan yang dialami bank-bank BUMN masih tergolong wajar. Hal ini disebabkan oleh kinerja pertumbuhan kredit yang berada di bawah ekspektasi, bahkan cenderung melambat.

"Belum lagi juga efek dari suku bunga tinggi masih berlaku pada waktu itu. Terlepas dari kebijakan Bank Indonesia (BI) yang telah menerapkan kebijakan pelonggaran moneter, tapi setidaknya borrowing cost effect-nya itu harusnya mulai terasa di semester kedua," jelasnya, Selasa (7/10/2025).

Lebih lanjut, Nafan menilai program stimulus dari Menteri Keuangan dalam bentuk injeksi likuiditas ke perbankan BUMN diharapkan dapat dilakukan secara lebih agresif dan tepat sasaran untuk menumbuhkan sektor-sektor produktif.

Ia juga menyebut pada semester kedua tahun ini masih ada katalis positif lainnya, yakni peluang Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan, baik pada kuartal keempat tahun ini maupun tahun depan. Dengan demikian, likuiditas di pasar keuangan maupun perbankan berpotensi semakin meningkat.

Sebagai tambahan, Nafan menyebutkan bahwa saham-saham perbankan BUMN memberikan dividend yield yang menarik. Pergerakan harga sahamnya pun sudah berada di bawah nilai wajar (fairly valued), bahkan undervalued, sehingga menarik bagi para dividend hunter.

Selanjutnya: Menkeu Purbaya Bakal Guyur Dana ke Bank Daerah, Ini Catatan Ekonom!

Menarik Dibaca: 7 Alasan Jamu Kunyit Asam Bagus untuk Wanita, Bantu Cegah Osteoporosis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×