/2025/12/04/1951726858.jpg "Melalui Skema KPBU, IIF Dorong Akselerasi Ekonomi Biru di Makassar")
Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transformasi ekonomi biru menjadi salah satu agenda strategis Indonesia dalam menjawab tantangan global.
Dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia serta kekayaan hayati yang melimpah, Indonesia memiliki posisi penting dalam memimpin pembangunan maritim yang berkelanjutan.
Mendukung agenda tersebut, PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) terus berperan sebagai katalis pembangunan infrastruktur berkelanjutan di Tanah Air.
Baca Juga: Secercah Harapan Bagi Perbankan di Tahun Depan
IIF aktif mendorong proyek-proyek yang memiliki dampak sosial dan lingkungan sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.
Dalam Workshop Konsolidasi Integrasi Ekonomi Biru dan Pendanaan Biru (Blue Finance) dalam RPJMD Provinsi 2025–2029 yang digelar Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada Selasa (2/12), Head of Advisory IIF, Irman Boyle, memaparkan portofolio IIF pada proyek-proyek ekonomi biru.
Salah satunya adalah keterlibatan langsung dalam pembangunan Pelabuhan Anggrek di Gorontalo melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Melalui pembiayaan dan dukungan teknisnya, IIF mendorong pengembangan infrastruktur maritim yang berkelanjutan, memperkuat konektivitas logistik laut, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat pesisir tanpa mengabaikan aspek perlindungan lingkungan.
Langkah ini merupakan wujud komitmen IIF dalam memperluas kontribusinya terhadap ekonomi biru sekaligus memastikan penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di sektor maritim nasional.
Baca Juga: OJK Berencana Menghapus KBMI 1, Cek Daftarnya
Pada proyek Pelabuhan Anggrek, IIF berperan sebagai salah satu lender. Keberhasilan proyek tersebut menjadi bukti konkret implementasi KPBU di sektor ekonomi biru yang dapat direplikasi oleh daerah lain.
Selain itu, Irman menyampaikan bahwa IIF juga terlibat dalam layanan konsultasi untuk pengembangan infrastruktur maritim, antara lain proyek Ferry Terminal di Batam yang menghubungkan Batam dengan Singapura.
Inisiatif tersebut memaksimalkan potensi sumber daya kelautan melalui peningkatan konektivitas maritim yang berdampak langsung pada perekonomian masyarakat pesisir serta mendukung pertumbuhan sektor kelautan yang berkelanjutan.
Baca Juga: Aksi Merger Asuransi Berpotensi Marak, Praktik Due Diligence Mesti Diperkuat
“Pemerintah daerah memiliki peluang besar untuk mengembangkan infrastruktur sektor ekonomi biru melalui skema KPBU. Skema ini memungkinkan masuknya investor swasta, sehingga dapat membantu mengatasi keterbatasan anggaran daerah dan mempercepat pembangunan,” ujar Irman dalam keterangan resminya Kamis (4/12/2025).
Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Indonesia Climate Change Trust Fund, Yahya Rachmana Hidayat, mendorong pemerintah daerah untuk mencari alternatif pembiayaan inovatif dan berkelanjutan di sektor infrastruktur, termasuk melalui kolaborasi dengan IIF.
Kolaborasi erat antara pemerintah dan sektor swasta menjadi kunci untuk memastikan potensi maritim Indonesia termanfaatkan secara optimal, sekaligus menjaga kelestarian ekosistem laut bagi generasi mendatang.
Selanjutnya: Pemerintah Desain Ulang Subsidi Energi Demi Rakyat Miskin
Menarik Dibaca: Promo The Body Shop Super Beauty Week 1-7 Desember 2025, Parfum-Face Wash Diskon 50%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
