Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pemanfaatan teknologi Artifical Intelligence (AI) di perbankan mulai masif digunakan untuk mendukung proses bisnis bank. Salah satu penggunaan AI yang sering ditemui adalah pada layanan digital banking seperti aplikasi mobile banking untuk keamanan berlapis, hingga memudahkan pekerjaan para bankir.
Menurut laporan terbaru dari Citi Global Perspectives & Solutions (Citi GPS) yang bertajuk “AI in Finance: Bot, Bank & Beyond”, industri perbankan dunia yang menggunakan AI dapat meningkatkan profitnya sebesar US$ 170 miliar atau Rp 2.775,25 triliun (kurs Rp 16.325) atau tumbuh 9% pada tahun 2028. Sehingga, total laba perbankan global diprediksi mencapai US$ 2 triliun pada tahun 2028, dari perkiraan US$ 1,8 triliun jika tidak menggunakan AI.
Meski begitu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator juga tetap tegas mengingatkan kepada perbankan agar tidak asal dalam menggunakan AI dalam proses bisnisnya.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan beberapa risiko AI yang teridentifikasi antara lain bias algoritma, deepfakes, dan kemampuan membuat keputusan sendiri. Oleh karena itu, kepentingan nasabah atau konsumen harus diperhatikan dengan seksama.
Sementara dari segi manfaatnya, AI telah membantu perbankan pada beberapa bidang seperti otomasi pekerjaan untuk chatbot/voice assistant, document processing, transaction monitoring, mendeteksi fraud dan money laundering, serta decision engine dalam membantu proses credit scoring.
Baca Juga: OJK Ingatkan Ada Potensi Risiko Dalam Penggunaan AI di Perbankan
Bank Negara Indonesia (BNI) misalnya, menerapkan penggunaan AI pada aplikasi terbarunya Wondr by BNI untuk mengamankan data nasabah dari ancaman siber. Pasalnya faktor keamanan menjadi sangat penting bagi bank untuk menjaga kepercayaan nasabah.
SEVP Retail Digital Solutions, Rian Kaslan mengatakan, aplikasi Wondr by BNI telah didesain dengan standar keamanan terbaik dengan sistem keamanan yang berlapis.
"Dari sistem Wondr tidak hanya didesain dengan tampilan dan kemudahannya, tapi banyak sekali platform dan sistem di belakangnya, termasuk penjagaan siber security, dan penjagaan front detection system dan sebagainya, ini agar transaksi aman," ungkap dia saat ditemui di Jakarta, Kamis (18/7).
Meski begitu, Rian Kaslan menekankan, kunci keamanan yang pertama tetap berasal dari nasabah sendiri, dimana BNI terus melakukan edukasi agar nasabah berhati-hati dan tidak menyebar data pribadi seperti password, PIN, hingga e-KTP.
Sebelumnya, Direktur Technology and Operations BNI, Toto Prasetio juga menekankan, penggunaan AI pada Wondr by BNI juga bermanfaat sebagai anti fraud system, dimana ketika ada pergerakan anomali transaksi nasabah, pada, aplikasi langsung menolak transaksi tersebut.
"Pada layer (keamanan) kita apply teknologi security dengan AI artificial intelligence. Artificial Intelligence sebagai liveness detection,” ungkap Toto.
Baca Juga: Transaksi Digital Melejit, Transaksi di Mesin ATM Kian Menyusut
Sementara itu, Bank Tabungan Negara (BTN) juga telah memanfaatkan teknologi AI dalam proses bisnisnya. Direktur Operation, IT and Digital Banking Bank BTN Andi Nirwoto mengatakan, pihaknya mulai memanfaatkan AI untuk kepentingan area Data analytic, khususnya untuk tujuan-tujuan mengembangkan lead bagi cross selling, dan dalam proses kajian untuk pemanfaatan-pemanfaatan seperti employee productivity, customer support.
"Untuk efisiensi menurut hemat kami cukup besar manfaatnya, khususnya untuk membantu proses yang relative berulang, yang biasanya dilakukan oleh manusia, hingga yang Utama adalah efisiensi dari sisi proses/Waktu," ungkap Andi.
Di sisi lain, meski manfaat AI cukup besar namun pihaknya tetap memperhatikan dari aspek keamanan data. Andi mengatakan, BTN telah mengembangkan aspek kemanan data seperti memperkuat perimeter security pada access, network, Database, hingga pada aplikasi.
"Kami juga memperkuat ada sisi data itu sendiri, misal pemanfaatan digital signature, serta end point protection-nya, terutama dari sisi manusianya dengan meningkatkan awareness dan culture," jelas Andi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News