Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
Pada aspek living, BTN telah memiliki layanan mobile banking yang akan membantu transaksi pembayaran dan aplikasi BTN Smart Residence yang dirilis di 2021 dengan tujuan menghubungkan pengelola residence (perumahan atau apartemen) dan penghuni.
Lewat layanan ini, nasabah bisa melakukan pembayaran tagihan, iuran pengelolaan lingkungan, dan menjadi sarana komunikasi bersama antara pemilik dan pengelola properti.
Baca Juga: Bank Optimistis Pemulihan Kredit Akan Tumbuh di 2022
Menurut Setiyo, BTN Smart Residence ini sudah mencatatkan 1.500 pengguna terhitung sejak 10 Desember 2021. Diperkirakan transaksi aplikasi ini bisa mencapai 6 miliar setiap tahunnya dengan nilai transaksi lebih dari Rp 1,8 triliun.
Pada 16 Februari 2022, BTN resmi menjalin kerja sama denganĀ platform Arsitag, sebuah marketplace jasa layanan profesional arsitektur, desain interior dan kontraktor. Ini akan melengkapi layanan BTN kepada nasabah mengingat merenovasi, membangun dan mengisi rumah merupakan bagian dari siklus dalam memiliki sebuah hunian.
Direktur Operation, IT and Digital Banking Bank BTN Andi Nirwoto mengatakan, BTN akan memanjakan nasabah menemukan jasa profesional terkait arsitektur, desainer interior, maupun kontraktor yang tepat melalui platform KPR digital yang sudah dimiliki BTN.
Arsitag telah bermitra dengan sekitar 6.500 profesional di berbagai bidang. Sehingga kolaborasi itu akan memperluas ekosistem perumahan BTN menuju visinya sebagai Bank KPR Terbaik di Asia Tenggara.
Untuk mendukung pembayaran baik terkait aspek pembelian, penjualan maupun living, BTN sudah memiliki layanan digital yaitu mobile banking. Namun, inovasi BTN tidak hanya akan terhenti di situ saja.
Tahun ini akan dimulai pengembangan BTN Super Apps yang akan dirancang bisa melayani semua kebutuhan transaksi nasabah mulai dari pembayaran, pendanaan dan kredit.
Super Apps ini sedang diuji coba secara internal saat ini dan bakal meluncur ahir tahun jika tak ada aral melintang. Menurut Andi, saat ini prosesnya sudah masuk uji coba untuk internal.
Sedangkan di sisi aspek penyewaan properti, sedang dikaji pengembangan konsep layanan rent to own di mana masyarakat bisa menyewa dulu untuk kemudian nanti membeli hunian itu pada jangka waktu tertentu jika sudah nyaman di sana.
Skema pembiayaan untuk mendukung layanan ini sedang dipersiapkan. Ide awalnya berangkat dari pengamatan bahwa kaum millenial kecenderungan lebih senang tidak terikat pada satu lokasi tempat tinggal dan suka berpindah-pindah lokasi.
Layanan ini juga diharapkan nantinya bisa memecahkan permasalahan kelebihan pasokan atau over supply unit-unit apartemen saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News