kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Membangun Ekosistem Digital Sebagai Solusi Satu Pintu Semua Kebutuhan Rumah


Jumat, 18 Februari 2022 / 13:49 WIB
Membangun Ekosistem Digital Sebagai Solusi Satu Pintu Semua Kebutuhan Rumah
ILUSTRASI. Nasabah BTN prioritas mencari informasi layanan PLUS usai relaunching BTN Prioritas di Jakarta,


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

Penguatan Ekosistem Perumahan

Sektor perumahan berkontribusi besar terhadap ekonomi nasional karena memiliki efek pengganda (multiplier effect) terhadap industri lainnya.  Real Estate Indonesia (REI) mencatat pertumbuhan sektor properti nasional akan menggerakkan 174 jenis industri yang terkait, seperti semen, furnitur, dan consumer goods.

Sehingga pengembangan ekosistem perumahan digital juga diperlukan untuk terus menumbuhkan sektor properti di Tanah Air. Apalagi mengingat penetrasi Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) terhadap ekonomi Indonesia masih rendah.

Per September 2021, kontribusi KPR nasional terhadap  GDP baru mencapai 3,24% berdasarkan data BPS. Angka itu belum meningkat jauh dari posisi akhir 2017 sebesar 2,9%.

Sementara backlog perumahan di Indonesia mencapai Rp 11,4 juta pada tahun 2015 (data BPS). Berdasarkan Riset  BTN Housing Finance Center, angka backlog diperkirakan masih mencapai 7,7 juta pada 2021.

Baca Juga: Bank Terus Genjot Efisiensi Operasional

Riset yang sama juga menunjukkan ada sekitar 69 juta milenial yang akan membutuhkan rumah dan menjadi pasar properti yang potensial ke depannya. Oleh karena itu, potensi pertumbuhan penetrasi KPR terhadap ekonomi Indonesia masih besar.

Bank Indonesia (BI) mencatat penyaluran KPR sudah terus mencatatkan perbaikan setelah tertekan di awal pandemi Covid-19. Per Desember 2021, KPR dan KPR telah tumbuh 9,7% year on year (YoY) menjadi Rp 572,3 triliun. Pertumbuhan KPR melampaui pertumbuhan kredit secara keseluruhan yang hanya tumbuh 4,9% YoY.

Menurut Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan, pengembangan ekosistem perumahan sangat efektif dalam mendorong pertumbuhan bisnis KPR ke depan.

"Ekosistem ini diperlukan terutama di masa  ketidakpastian seperti saat pandemi Covid-19. Dengan adanya ekosistem maka perbankan dapat dengan mudah menggarap nasabah dan memasarkan produknya dengan cepat ke nasabah yang potensial," jelasnya pada Kontan.co.id, Kamis (18/2).

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) sebagai bank dengan pangsa pasar KPR terbesar di Tanah Air dinilai perlu terus memperbesar ekosistem perumahan digital.

Trioksa melihat bank pelat merah ini memang sudah mulai membangun ekosistem lewat kolaborasi dan pengembangan platform digital.

Per September 2021, BTN tercatat menguasai 39,24% pangsa pasar KPR nasional. Sementara khusus di KPR subsidi, pangsa pasar lebih besar lagi yakni mencapai 86,42%.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×