kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,98   13,67   1.50%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menanti langkah DBS setelah revisi aturan BI


Senin, 26 November 2012 / 08:38 WIB
Menanti langkah DBS setelah revisi aturan BI
ILUSTRASI. Mulai Senin (30/8) sebanyak 610 sekolah di DKI Jakarta mulai belajar tatap muka. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/wsj.


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Langkah Bank Indonesia (BI) merevisi Peraturan Bank Indonesia tentang Kepemilikan Tunggal Perbankan bakal menjadi babak baru bagi pergerakan harga saham PT Danamon Indonesia Tbk (BDMN). Seperti yang diketahui, BI mewajibkan pemodal membentuk holding company berbadan hukum Indonesia jika ingin menguasai lebih dari satu bank di negeri ini.

Pada 2 April 2012 lalu, DBS Group Holdings Ltd mengumumkan perjanjian pembelian 67,37% saham Bank Danamon milik Fullerton Financial Holdings Pte Ltd, melalui Asia Financial Indonesia Pte Ltd. Harga akuisisi yang disepakati Rp 7.000 per saham.

Aksi ini sontak melambungkan saham BDMN. Sebelum pengumuman, harga saham BDMN masih di level Rp 4.600 (30/3). Setelah DBS mengumumkan aksinya itu, harga BDMN langsung terbang 39,13% menjadi Rp 6.400 (3/4). Jumat lalu (23/11), saham BDMN masih ada di Rp 6.100.

Menanggapi kebijakan BI ini, Presiden Direktur BDMN Henry Ho bilang akan mempertimbangkan. Seperti diketahui, DBS juga merupakan pemilik Bank DBS Indonesia. "Saya tidak tahu apakah akan merger atau holding," ujarnya seperti ditulis harian KONTAN, Sabtu lalu (24/11).

Nah, ketidakpastian nasib akuisisi Danamon pasti akan mempengaruhi pergerakan sahamnya. Supriyadi, analis OSO Securities melihat, pengumuman tender offer saham BDMN beberapa waktu lalu di harga

Rp 7.000 per saham turut menopang pergerakan saham ini. Sejatinya, keputusan BI bisa meniupkan sentimen positif. "Pilihannya, kan, pembentukan holding atau merger, dua-duanya positif," kata dia, Minggu (25/11).

Tapi, itu dengan catatan, lanjut Supriyadi, DBS melaksanakan keputusan itu dan aksi korporasi berlanjut. Tetapi, kalau sampai batal, ceritanya akan lain. Dengan merger, total aset akan membengkak. Berdasar laporan keuangan BDMN per September 2012, nilai aset mereka tercatat Rp 150,10 tirliun. Sedangkan, menurut data BI, nilai aset Bank DBS Indonesia sekitar Rp 42,18 triliun. Merger menyebabkan ruang untuk ekspansi kian luas.

Supriyadi memperkirakan, harga saham BDMN dalam jangka pendek akan ada di kisaran Rp 6.000 - Rp 6.400 per saham. Ia masih merekomendasikan beli saham BDMN bagi yang berniat trading harian. Namun, bagi investor jangka panjang, dia menyarankan lepas sebagian saham BDMN untuk mengurangi risiko.

Sementara, Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities berpendapat, seandainya akuisisi batal, imbasnya hanya sementara saja. "Selama manajemen bisa membukukan kinerja solid, dampak itu (batal akuisisi) bisa diredam," kata Reza. Dia meramal, saham BDMN masih bisa lari ke level Rp 6.450 hingga Rp 6.600 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×