kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menelisik potensi DP 0% kendaraan bermotor bagi Adira Finance


Minggu, 26 Agustus 2018 / 08:50 WIB
Menelisik potensi DP 0% kendaraan bermotor bagi Adira Finance
ILUSTRASI. Suasana pelayanan nasabah di kantor cabang Adira Finance


Reporter: Yoliawan H | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana regulator untuk menerapkan relaksasi pada penerapan uang muka untuk pembiayaan kendaraan bermotor sepertinya akan memberikan peluang tersendiri bagi emiten yang bergerak dibidang pembiayaan kendaraan bermotor.

Seperti yang diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan menerbitkan aturan revisi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.29/POJK.05/2014 mengenai penyelanggaraan usaha perusahaan pembiayaan. Dengan adanya revisi ini, nantinya pelaku industri pembiayaan dapat menerapkan uang muka (DP) menjadi 0%.

Sebelumnya, perusahaan pembiayaan hanya dibolehkan memberikan batas DP pada kisaran 5% hingga 25%. Namun itu semua tergantung dari mitigasi risiko yang diterapkan oleh perusahaan. Selain itu, perusahaan harus dinyatakan sehat dengan rasio pembiayaan bermasalah (NPF) di bawah 1%.

Salah satu pemain besar di industri pembiayaan kendaraan bermotor adalah PT Adira Dinamika Multi Finance (ADMF). Anak usaha dari Bank Danamon ini memiliki portofolio pembiayaan kendaraan bermotor sebesar 61,95% dari total pembiayaan di semester I 2018  ini sebesar 18,4 triliun atau tumbuh 28% yoy dari tahun sebelumnya.

Hingga semester I 2018, Adira Finance telah menyalurkan pembiayaan mobil sebesar Rp 4,8 triliun atau tumbuh 28% yoy dan pembiayaan motor sebesar Rp 6,6 triliun atau tumbuh 20% yoy.

Direktur Utama Adira Finance, Hafid Hadeli mengatakan, relaksasi yang akan diberikan OJK itu tentu memberikan angin segar bagi perusahaan pembiayaan.

“Ini akan memberikan fleksibelitas terutama untuk costumer non ritel atau perusahaan menengah dan besar. Kalau untuk costumer ritel tergantung kepada risk appetite masing-masing perusahaan ,” ujar Hafid kepada Kontan, Sabtu (25/8).

Lebih lanjut, menurutnya, untuk costumer non ritel tersebut mitigasi risiko cenderung akan lebih mudah di pelajari karena struktur bisnis dan kinerja utang yang terjaga. Sehingga,  DP di bawah 5% akan lebih memungkinkan untuk diberikan kepada mereka.

“Saat ini nasabah non ritel kami masih belum terlalu besar yakni dibawah 5%,” ujar Hafid. Dengan adanya relaksasi tersebut, Hafid mengatakan, tidak menutup kemungkinan nasabah non ritel akan meningkat menjadi di atas 5% dari total portofolio pembiayaan.

Sebelumnya, Adira menargetkan pertumbuhan pembiayaan di akhir tahun 2018 ini dapat menyentuh level 5% hingga 10% dari realisasi akhir tahun 2017 sebesar Rp 32,7 triliun. Untuk NPF, Adira Finance menargetkan bisa menjaganya di bawah level 2% pada tahun ini.

Sekadar informasi, Adira Finance mengeruk laba periode berjalan Rp 873,7 miliar hingga semester I-2018. Di periode yang sama di tahun kemarin, keuntungan perusahaan sebesar Rp 681,4 miliar. Artinya, terjadi kenaikan laba setinggi 28,2% secara tahunan. Pendapatan Adira Finance naik 12,3% yoy dari Rp 4,38 triliun menjadi Rp 4,92 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×