Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Tampaknya, pembiayaan alat berat tahun ini bersinar terang. Bahkan, beberapa perusahaan multifinance sukses melewati target sepanjang tahun ini.
Salah satunya di Buana Finance. Hingga Agustus lalu, pembiayaan alat berat Buana Finance menembus Rp 1,26 triliun. Sementara total pembiayaan alat berat dan pembiayaan konsumen per Agustus mencapai Rp 1,76 triliun.
Padahal target awal hanya Rp 1,2 triliun. Buana Finance tak lantas merevisi target. "Kan waktunya tinggal empat bulan. Tapi pencapaian pasti di atas Rp 2 triliun," kata Direktur Pemasaran Buana Finance Herman Lesmana.
Hal serupa terjadi pada Trust Finance Indonesia. Hingga Agustus lalu, perusahaan pembiayaan ini sudah mencapai 98% target sepanjang tahun yang sebesar Rp 350 miliar.
Namun, manajemen Trust Finance memilih bersikap konservatif dan tidak merasa perlu merevisi target, karena harus memulihkan kinerja. "Proyek pertambangan, perkebunan, dan jalan raya masih banyak yang libur," kata Muhamad Nashir, Presiden Direktur Trust Finance. Maklum, Trust mencetak penurunan penyaluran pembiayaan sekitar 10% bulan lalu.
Alat berat mendominasi portofolio pembiayaan Trust Finance, sebanyak 60%-75%. Sebanyak 60% pembiayaan alat berat Trust Finance menyasar sektor pertambangan, terutama batubara, sedangkan sisanya ke sektor konstruksi jalan raya dan perkebunan.
Sedangkan Buana Finance menyalurkan 60% pembiayaan ke alat berat dan kapal kargo. Sisanya untuk pembiayaan konsumen. Pembiayaan alat berat didominasi oleh pertambangan batubara sebanyak 65%. Kemudian menyusul oleh perkebunan kelapa sawit 35% dan kehutanan 5%.
Kondisi yang sedikit berbeda terjadi pada Surya Artha Nusantara Finance (SAN Finance). Hingga Agustus lalu, perusahaan pembiayaan Grup Astra ini menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 2,9 triliun. Total pembiayaan ini baru mencapai 65,91% dari total target setahun sebesar
Rp 4,4 triliun.
Meski belum mencapai target, permintaan pembiayaan alat berat SAN Finance stabil. "Bulan lalu produksi pertambangan menurun karena para pekerja libur, tapi pembelian alat berat tetap normal," kata Andrijanto, Direktur Keuangan SAN Finance.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News