kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengintip Ketahanan Permodalan Bank BUMN yang Diklaim Kokoh


Kamis, 23 Maret 2023 / 15:42 WIB
Mengintip Ketahanan Permodalan Bank BUMN yang Diklaim Kokoh
Nasabah melakukan transaksi melalui ATM salah satu bank Himbara di Jakarta, Kamis (20/1). Mengintip Ketahanan Permodalan Bank BUMN yang Diklaim Kokoh.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kendati diterpa perlambatan ekonomi, tingkat permodalan bank-bank pelat merah masih sangat kokoh. Hal ini terlihat dari peningkatan rasio kecukupan modal (CAR) perbankan.

PT Bank Tabungan Negara (BTN) misalnya memiliki ekuitas Rp 27,92 triliun dengan CAR sebesar 22% per Februari 2023. Dengan realisasi itu, Bank BTN masih terus menjaga rasio kecukupan modal untuk menyokong kegiatan operasional ke depan.

"Setelah rights issue sudah cukup optimal dengan CAR sekitar 22%, jadi sudah cukup kuat untuk mengantisipasi siklus krisis dan ekspansi kredit," kata  Direktur Manajemen Risiko BTN Setiyo Wibowo kepada kontan.co.id, Selasa (21/3).

Untuk diketahui, BTN memang telah menuntaskan agenda penerbitan saham baru dengan skema hak memesan efek terlebih dulu (HMETD) atau rights issue dengan kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 1,6 kali. Alhasil tercapailah target penghimpunan dana Rp 4,13 triliun.

Baca Juga: Wahai Dividend Hunter, Ini Bocoran Saham-Saham yang Tawarkan Dividen Menarik di 2023

Setiyo pun memproyeksikan CAR sampai tiga tahun ke depan masih sangat cukup, dan diproyeksikan masih di atas 20%. "Tentu kan penguatan modal nanti dari penyisihan dari keuntungan atau retain earning," ujar Setiyo.

Di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah merilis aturan baru yang mewajibkan bank memasukkan faktor risiko pasar perhitungan rasio kecukupan modal alias Capital Adequacy Ratio (CAR) sebagai bagian penerapan manajemen risiko.

OJK memberikan waktu satu tahun ini untuk melakukan uji coba penyesuaian teknis perhitungan aset tertimbang menurut risiko (ATMR) berdasarkan risiko pasar itu.

Menanggapi hal tersebut, Setiyo menyatakan, bahwa BTN akan patuh pada regulasi OJK, termasuk implementasi ATMR risiko pasar yang akan mulai diimplementasikan di Januari 2024. "Saat ini masih persiapan, dampaknya berapa terhadap permodalan masih dihitung," tandas Setiyo.

Saat ini, permodalan BCA juga berada pada posisi yang solid. Rasio kecukupan modal (CAR) BCA sangat memadai sebesar 25,8% pada tahun 2022.

"Posisi permodalan tersebut kami pandang cukup memadai untuk mengantisipasi risiko yang mungkin timbul, serta untuk menopang aktivitas usaha dan pengembangan bisnis secara berkelanjutan," ungkap EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn.

Baca Juga: Dorong Ekosistem UMKM Go Global, BNI Andalkan Alokasi KUR Rp 36,5 Triliun pada 2023

Ke depan, pihaknya berharap posisi permodalan tetap terjaga pada level yang memadai, ditopang oleh pencapaian kinerja yang solid sepanjang tahun 2022 serta prospek pertumbuhan ekonomi nasional yang positif. Sebagai informasi, laba bersih BCA dan entitas anak mencapai Rp 40,7 triliun di tahun 2022, atau tumbuh 29,6% YoY.

Di samping itu, sehubungan dengan pembagian dividen, BCA juga senantiasa mengkaji dividend payout ratio untuk menjaga keseimbangan antara posisi permodalan yang kokoh, pengembangan bisnis Bank maupun entitas anak, dan kepentingan pemegang saham. 

Asal tahu saja, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 16 Maret 2023 lalu telah memutuskan penggunaan laba bersih Perseroan antara lain untuk dibagikan sebagai dividen tunai sebesar Rp 205 per saham, meningkat 41,4% dibandingkan dividen tunai yang dibagikan untuk tahun buku 2021.




TERBARU

[X]
×