Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan di Tanah Air mentransmisi kenaikan bunga acuan sejak tahun lalu ke besaran bunga kredit yang disalurkan di tahun ini, termasuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Per Maret 2023, Bank Indonesia (BI) kembali menahan suku bunga acuan BI-7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75%.
Berdasarkan data BI, penyaluran kredit properti untuk KPR tumbuh sebesar 7,4% pada Januari 2023 menjadi Rp 639 triliun. Lantas bagaimana pertumbuhan bunga KPR pada bank-bank di Indonesia khususnya di kuartal I tahun ini?
PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk (BRI) menyatakan bahwa perseroan belum menaikkan suku bunga KPR sampai dengan kuartal I 2023 dibandingkan dengan tahun lalu.
“Suku bunga yang ditawarkan masih sama yaitu mulai dari 2,77% fixed 1 tahun pertama,” ujar Corporate Secretary BRI, Aestika Oryza Gunarto kepada Kontan.co.id, Rabu (22/3).
Baca Juga: Bunga KPR BCA Masih Belum Naik hingga Kuartal I 2023, Ini Penyebabnya
Aestika menjelaskan bahwa untuk saat ini suku bunga floating BRI berkisar di antara 13% sampai 14%. Sementara untuk penyaluran KPR sendiri, lanjut dia, sudah tumbuh sebesar 3,43% year to date dan 14,37% secara tahunan (year on year/yoy).
“Tahun 2023 ini BRI menargetkan pertumbuhan KPR dobel digit dibandingkan dengan tahun lalu,” jelasnya.
Untuk mencapai target tersebut, Aestika bilang, pihaknya telah menyiapkan berbagai strategi pemasaran. Di antaranya, melakukan pemasaran secara online menggunakan platform digital Homespot.id dan mengadakan KPR BRI property expo serta BRI.
“Selain itu, akan fokus pemasaran kepada Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI, POLRI dan Pembiayaan Kepemilikan Rumah Sejahtera (KPRS) Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP),” pungkasnya.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga menyatakan hal yang sama bahwa perseroan belum menaikkan suku bunga KPR hingga saat ini.
EVP Corporate Communication BCA, Hera F. Haryn menuturkan bahwa Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) BCA kini menjadi yang terendah di industri. di antaranya Kredit Korporasi 7,90%, Kredit Retail 8,10%, KPR 7,20%, Non KPR 5,96%.
Baca Juga: Bankir Targetkan Kredit Segmen Ritel Tumbuh 2 Digit Sepanjang 2023
“Hal ini sejalan dengan strategi BCA untuk menyediakan suku bunga kredit yang kompetitif di pasar. Kami berkomitmen terus mendukung pemulihan ekonomi di berbagai sektor,” tuturnya kepada Kontan.co.id, Rabu (22/3).
Hera menyebutkan, dalam gelaran BCA Expoversary 2023 untuk perayaan HUT ke perseroan ke-66, pihaknya menawarkan sejumlah promo bunga spesial yakni sebesar 2,66% fixed 1 tahun pertama.
“Terkait penyaluran KPR, hingga Desember 2022, portofolio KPR BCA tumbuh 11,0% yoy menjadi Rp 108,3 triliun, yang merupakan pencapaian tertinggi sepanjang sejarah perseroan,” sebutnya.
Hera menyatakan bahwa penyaluran KPR yang tumbuh secara signifikan di tahun lalu itu salah satunya ditopang oleh pelaksanaan dua kali expo di tahun 2022.
“Kami berharap pengajuan aplikasi KPR baru dari BCA Expoversary 2023 kembali akan berkontribusi positif bagi penyaluran kredit yang lebih tinggi di tahun ini,” katanya.
Lebih lanjut Hera menambahkan bahwa pihaknya optimistis tren permintaan KPR masih akan terus bertumbuh di 2023, sejalan dengan kondisi pulihnya permintaan masyarakat di segmen properti, dengan tetap menjaga kualitas kredit yang diberikan.
Asal tahu saja, pagelaran BCA Expoversary 2023 masih bisa dikunjungi oleh nasabah BCA maupun masyarakat secara online melalui website expo.bca.co.id hingga tanggal 26 Maret 2023.
Sementara itu, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menyampaikan bahwa perseroan tidak menggunakan suku bunga dasar kredit sebagai acuan tarif pembiayaan.
“Untuk di Bank Syariah Indonesia, penerapan tarif menggunakan perhitungan internal base financing rate (BFR) dan tidak mengacu kepada bank konvensional,” ucap Direktur Sales & Distribution BSI, Anton Sukarna kepada KONTAN.
Anton mengungkapkan bahwa transparansi penyampaian margin ini disampaikan oleh bank yang dituangkan saat akad pembiayaan yang disepakati oleh nasabah dan pihak perseroan.
Baca Juga: Sejumlah Emiten Konglomerasi Rilis Laporan Keuangan, Mana yang Paling Moncer?
“Di awal tahun ini, BSI memberikan margin pembiayaan setara dengan 2,22% effektif p.a fix 1 tahun dan tahun berikutnya sesuai dengan ketentuan margin pembiayaan yang berlaku saat ini di BSI,” ungkapnya.
Anton bilang, pihaknya tidak mengenal penerapan bunga floating, sehingga nasabah diinformasikan angsuran yang dibayarkan sampai dengan lunas pada saat akad pembiayaan. Dikatakannya, nasabah mengetahui kewajiban yang harus dibayarkan, sehingga dapat mengatur keuangan hingga jangka panjang.
“Per Desember 2022, BSI telah menyalurkan pembiayaan griya mencapai Rp 48,07 Triliun tumbuh 14,39% secara year on year dari tahun sebelumnya,” tandasnya.
Baca Juga: Amerika Masih Menjadi Negara Tujuan Ekspor Integra Indocabinet (WOOD)
Dikatakan Anton, seiring dengan normalnya kondisi pasca pandemim pihaknya optimis jumlah permintaan pasar akan terus meningkat mengingat mobilitas sudah normal dan kebutuhan masyarakat akan hunian terus tinggi.
“BSI optimis tahun ini pertumbuhan pembiayaan KPR Griya tumbuh dobel digit dari tahun sebelumnya. Selain itu BSI juga terus menyiapkan strategi pembiayaan yang berfokus pada segmen nasabah yang berkualitas, baik dari sisi kapabilitas finansial maupun optimalisasi pembiayaan individu,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News