Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Di tengah eksistensi pemanfaatan pinjaman online alias pinjol di fintech lending, produk kredit tanpa agunan (KTA) dari perbankan ternyata masih jadi andalan masyarakat, khususnya bagi mereka yang berstatus sebagai karyawan dan wiraswasta.
Hal ini karena saat ini KTA perbankan lebih digital savvy karena dapat diakses secara online. Alhasil, banyak orang yang mengajukan pinjaman online lewat KTA untuk memenuhi kebutuhan konsumsi. Terlebih, limit kredit KTA dari perbankan lebih besar ketimbang pinjol di fintech, yakni nasabah bisa pinjam kredit mencapai Rp 200 juta.
Walaupun syarat pengajuan KTA lebih ketat, bunga pinjamannya lebih ringan dibandingkan bunga pinjol. Saat ini rata-rata bunga pinjaman di KTA mulai dari 1% hingga 3% per bulan, sedangkan bunga pinjaman dari pinjol mulai dari 0,1% per hari untuk pendanaan produktif dan 0,3% per hari untuk pendanaan konsumtif. Artinya, pinjaman untuk konsumtif mencapai 9% per bulan.
Baca Juga: Kredit Tanpa Agunan (KTA) Perbankan Terus Melesat, Intip Siapa Saja Penggunanya?
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda juga berpendapat, meskipun sama-sama tanpa agunan, tapi karakteristik program KTA perbankan dan pinjaman daring mempunyai perbedaan mendasar.
Perbedaan utamanya adalah segmen masyarakat yang menggunakan layanan keduanya. Pinjaman daring mempunyai segmen yang unbanked dan underbanked. Artinya bagi mereka yang tidak mempunyai riwayat transaksi perbankan bisa meminjam di pinjaman daring.
Sedangkan untuk KTA perbankan ditawarkan bagi masyarakat yang memiliki rekening di bank tertentu. Biasanya ditawarkan KTA karena menjadi nasabah payroll ataupun mempunyai dana yang besar di tabungannya. Jadi dari karakteristik segmen pasarnya sudah terdapat perbedaan yang tajam.
"Karena berasal dari perbankan, KTA tentu mempunyai tingkat risiko yang lebih rendah dibandingkan pinjaman daring. Oleh karena itu, bunga yang ditawarkan juga lebih rendah," kata Huda kepada kontan.co.id, Rabu (25/6).
Namun prosesnya dinilai tidak semudah pinjaman daring yang memanfaatkan scoring data lebih cepat dibandingkan KTA. Jadi kata Huda pinjaman daring lebih unggul dalam proses pencairan pinjaman.
Di sisi lain, peluang pasar ini rajin digarap oleh perbankan. Ambil contoh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang punya banyak produk KTA dengan menawarkan bunga yang bervariasi tergantung tenor yang berlaku.
EVP Corporate Communication and Social Responsibility Hera F. Haryn mengungkap, KTA dapat diajukan nasabah payroll maupun pemegang kartu kredit BCA.
Baca Juga: Bisa Tanpa Agunan, Simak Syarat & Cara Pinjam KUR Syariah BSI Mei 2025
Adapun, bunga KTA atau personal loan BCA yang berlaku per Maret 2025 dengan tenor 1 tahun sebesar 1%, sedangkan untuk tenor 2 tahun dan 3 tahun masing-masing sebesar 1,03% dan 1,07%.
“Mayoritas kredit personal loan digunakan untuk berbagai kebutuhan nasabah mulai dari kebutuhan sehari-hari, biaya pengobatan, liburan, hingga pendidikan, dan pembayarannya dapat diangsur per bulan secara autodebet dari rekening nasabah,” ungkap Hera.
Hingga Maret 2025, Hera mengungkap, total outstanding pinjaman konsumer lainnya, yang mayoritas berasal dari kartu kredit BCA, meningkat 13,9% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 23,3 triliun.
“NPL (non performing loan/kredit macet) personal loan BCA tetap terjaga di level rendah dan terkendali,” sebut Hera.
Tak mau kalah, PT Bank Raya juga menawarkan suku bunga flat sebesar 1,5% per bulan untuk produk KTA-nya, yakni Pinang Flexi. Serupa BCA, produk ini ditujukan bagi nasabah payroll Bank Raya maupun induknya, Bank BRI.
Pertumbuhannya tak main-main, hingga kuartal I 2025 saja tumbuh 163,5% YoY mencapai Rp 991,30 miliar.
“Hal ini didorong oleh kemudahan akses, proses pengajuan yang cepat, serta fleksibilitas penggunaan dana,” jelas Direktur Keuangan PT Bank Raya Tbk, Rustarti Suri Pertiwi.
Adapun, nasabah pengguna produk ini didominasi rentang usia 26-35 tahun. Tenor yang ditawarkan mulai dari 1 hingga 18 bulan dengan maksimum plafon sebesar Rp 25 juta.
Namun, NPL-nya cukup tinggi, yakni 2,3%. Berbagai upaya dilakukan untuk menjaga kualitas kreditnya.
“Bank Raya terus melakukan langkah-langkah untuk terus menjaga kualitas kredit, di antaranya melalui review berkala untuk parameter-parameter credit scoring yang digunakan,” ujar Tiwi.
Selanjutnya: Kode Redeem Persona 5: The Phantom X Juni 2025 dan Cara Redeem di Game
Menarik Dibaca: Waspada! Ini 5 Kesalahan Kelola Uang PNS di 2025 yang Bisa Hancurkan Masa Pensiun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News