Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fasilitas kredit tanpa agunan atau KTA kerap diminati untuk kebutuhan personal nasabah karena pengajuannya yang mudah tanpa jaminan. Sejumlah bank mencatatkan pertumbuhan signifikan, meski ini diikuti kenaikan NPL.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menawarkan bunga yang bervariasi tergantung tenor yang berlaku. EVP Corporate Communication and Social Responsibility Hera F. Haryn mengungkap, KTA dapat diajukan nasabah payroll maupun pemegang kartu kredit BCA
Adapun, bunga KTA atau personal loan BCA yang berlaku per Maret 2025 dengan tenor 1 tahun sebesar 1%, sedangkan untuk tenor 2 tahun dan 3 tahun masing-masing sebesar 1,03% dan 1,07%.
“Mayoritas kredit personal loan digunakan untuk berbagai kebutuhan nasabah mulai dari kebutuhan sehari-hari, biaya pengobatan, liburan, hingga pendidikan,” ujar Hera kepada Kontan, Jumat (13/6).
Adapun, pembayarannya kata Hera dapat diangsur per bulan secara autodebet dari rekening nasabah.
Hingga Maret 2025, Hera mengungkap, total outstanding pinjaman konsumer lainnya, yang mayoritas berasal dari kartu kredit BCA, meningkat 13,9% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 23,3 triliun.
“NPL (non performing loan/kredit macet) personal loan BCA tetap terjaga di level rendah dan terkendali,” sebut Hera.
Baca Juga: Jumlah Perusahaan yang Gunakan Layanan Payroll BCA Tumbuh 17% Hingga Maret 2025
Dari sisi bank digital, Direktur Keuangan PT Bank Raya Tbk, Rustarti Suri Pertiwi mengatakan, Bank Raya menawarkan suku bunga flat sebesar 1,5% per bulan untuk produk KTA-nya, yakni Pinang Flexi. Serupa BCA, produk ini ditujukan bagi nasabah payroll Bank Raya maupun induknya, Bank BRI.
Pertumbuhannya tak main-main, yakni mencapai 163,5% YoY mencapai Rp 991,30 miliar.
“Hal ini didorong oleh kemudahan akses, proses pengajuan yang cepat, serta fleksibilitas penggunaan dana,” jelas Tiwi.
Adapun, nasabah pengguna produk ini didominasi rentang usia 26-35 tahun. Tenor yang ditawarkan mulai dari 1 hingga 18 bulan dengan maksimum plafon sebesar Rp 25 juta.
Namun, NPL-nya cukup tinggi, yakni 2,3%. Berbagai upaya dilakukan untuk menjaga kualitas kreditnya.
“Bank Raya terus melakukan langkah-langkah untuk terus menjaga kualitas kredit, di antaranya melalui review berkala untuk parameter-parameter credit scoring yang digunakan,” ujar Tiwi.
Baca Juga: Bank Raya (AGRO) Bersiap Buyback, Siapkan Dana Rp 20 Miliar
Bank digital lain, PT Allo Bank Indonesia Tbk ( juga mencatat peningkatan KTA lewat produk buy now paylater (BNPL)-nya, Allo Paylater.
Direktur Utama Allo Bank Indra Utoyo bilang, pertumbuhannya sepanjang 2024 mencapai 200% YoY.
Komposisi nasabah Allo Bank kata Indra banyak didominasi oleh generasi z dengan rentang umur 17 hingga 25 tahun sebesar 40% dan generasi Y dengan rentang umur 26 hingga 40 tahun sebesar 25%.
“Kami melihat pertumbuhan BNPL masih sangat berpotensi ke depannya, mengikuti pertumbuhan tren transaksi online di e-commerce dan adopsi BNPL di merchant-merchant offline yang semakin meningkat,” tutup Indra.
Baca Juga: Outstanding Paylater Allo Bank Mencapai Rp 7 Triliun Per April 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News