Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
Sementara selain bank swasta adapula bank pelat merah yang punya rencana rights issue yaitu PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN, anggota indeks Kompas100).
Meski demikian rencana ini baru bisa akan terealisasi pada tahun depan, mengingat perizinan mesti melibatkan pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat.
Baca Juga: Bank Mandiri sudah menyalurkan KUR sebesar Rp 15 triliun hingga Agustus
Direktur Finance, Treasury, and Strategy BTN Nixon Napitupulu bilang perseroan telah mengajukan rencana tersebut kepada Kementerian BUMN.
“Kita jalan terus bersama Kementerian BUMN, tapi apakah dapat prioritas untuk Penyertaan Modal Negara (PMN) kami tidak tahu. Tapi rencananya, kalau holding keuangan terbentuk kami akan pertama yang menggelar rights issue,” kata Nixon di Jakarta, Selasa (3/9).
Nixon bilang perseroan menargetkan untuk dapat menghimpun dana Rp 5 triliun hingga Rp 8 triliun. Tambahan modal ini diperlukan lantaran sebagai bank yang punya bisnis inti di segmen kredit perumahan, modal perseroan bisa tergerus 1% hingga 1,5% per tahun akibat ekspansi guna mengatasi kebutuhan perumahan yang tinggi.
Baca Juga: Jasa Raharja gencar lakukan inovasi digital, ini alasannya
Akibatnya likuiditas perseroan juga selalu ketat, sejak 2015 loan to deposit ratio (LDR) perseroan selalu berada di kisaran 100%. Sementara capital adequacy ratio (CAR) BTN juga terus melorot sejak 2016 sebesar 16,54%, 2017 sebesar 15,99%, dan pada 2018 sebesar 15,97%.
Sedangkan hingga pada Juni 2019 CAR perseroan tercatat sebesar 16,99%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News