Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah berkembangnya startup lokal, pemerintah menyediakan platform pendanaan yang disebut Merah Putih Fund (MPF) bagi startup-startup tersebut. MPF direncanakan bisa dimulai di awal kuartal II tahun ini.
“Produknya masih dalam proses finalisasi. Kemarin hanya pengumuman. Launch di Maret atau April 2022,” ujar CEO Mandiri Capital Indonesia, Eddi Danusaputro, yang juga menjadi salah satu komite Merah Putih Fund kepada KONTAN, Rabu (12/1).
Sebagai informasi, pada Desember tahun lalu pemerintah telah mengumumkan komitmen awal pendanaan putaran pertama ini senilai US$ 300 juta. Adapun, investor awal yang bergabung ialah 5 modal ventura dari kalangan BUMN yaitu, Mandiri Capital Indonesia, MDI Ventures, Telkomsel Mitra Inovasi, BRI Ventures, dan BNI VenturesMPF.
Meskipun demikian, Eddi menyampaikan, tidak menutup kemungkinan perusahaan modal ventura lainnya yang non-BUMN bisa bergabung dalam pendanaan putaran selanjutnya. Ia mengakui sudah ada beberapa yang tertarik bergabung.
“Sudah ada calon yang komitmen secara verbal untuk ikut di ronde dua, tapi saya tidak bisa menyebut siapanya,” imbuh Eddi.
Baca Juga: Modal Ventura Masih Tertarik untuk Suntikkan Modal ke Pemain Fintech Lending
Nantinya, setelah MPF sepenuhnya beroperasi, unit investasi ini akan dikelola oleh tim yang dibentuk dari perwakilan 5 modal ventura yang telah bergabung di putaran pendanaan ini. Selanjutnya, mereka lah yang akan mencari perusahaan-perusahaan yang layak didanai.
Dengan demikian, Eddi bilang, tidak ada kemungkinan 5 modal ventura ini untuk bergabung menjadi satu. Mengingat, di luar MPF ini, masing-masing perusahaan modal ventura ini menjalankan bisnisnya masing-masing.
Untuk targetnya sendiri, Eddi menyebutkan, MPF ini tidak memiliki target berapa perusahaan yang akan didanai namun tetap dikhususkan bagi perusahaan soonicorn atau yang bervaluasi di atas US$ 200 juta dan memenuhi kriteria yang ada.
Selain itu, ada juga kriteria-kriteria yang sudah ditetapkan untuk perusahaan-perusahaan yang nantinya bakal mendapatkan pendanaan. Kriteria tersebut, antara lain milik orang Indonesia, berdomisili di Indonesia dan sudah memiliki roadmap untuk menuju IPO di BEI.
Sementara itu, Vice President of Investments MDI Ventures, Aldi Adrian Hartanto mengatakan, pendanaan dari MPF ini kemungkinan tidak akan melebihi 10 perusahaan dalam setahun. Menurutnya, MPF ini tidak mengejar kuantitas perusahaan yang didanai melainkan memperhatikan kualitas pendanaan.
“Kita investnya bakal meaningful, jadi sekali invest bisa sekitar puluhan juta dan perusahaannya yang di tahap close stage dan mereka sudah siap lari,” ujar Aldi.
Tak hanya itu, Aldi juga menyebutkan, pendanaan MPF ini akan lebih memprioritaskan perusahaan-perusahaan yang sebelumnya sudah pernah didanai oleh 5 modal ventura yang bergabung di tahap pertama ini. Bukan tanpa alasan, track record dari portofolio sudah lebih diketahui ketimbang startup yang sama sekali belum pernah didanai oleh kelimanya.
Oleh karena itu, meskipun sektor-sektor yang bisa didanai oleh MPF ini tidak disebutkan secara spesifik, besar kemungkinan MPF ini akan menyasar sektor-sektor yang sebelumnya sudah menjadi fokus para investor. Misalnya, MDI Ventures yang berpengalaman di sektor logistik dan healthcare.
“Tapi tidak menutup kemungkinan ada company yang di luar portofolio dari 5 VC tersebut yang didanai, namun tetap diprioritaskan yang sudah pernah kita danai,” imbuh Aldi.
Baca Juga: Modal ventura Akan Semakin Semarak Kucurkan Pendanaan Tahun Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News