kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Modal Ventura Masih Tertarik untuk Suntikkan Modal ke Pemain Fintech Lending


Sabtu, 25 Desember 2021 / 18:30 WIB
Modal Ventura Masih Tertarik untuk Suntikkan Modal ke Pemain Fintech Lending


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aturan permodalan mungkin masih akan dirasakan menghambat oleh beberapa penyelenggara fintech lending mengingat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mengatur minimal modal sebesar Rp 2,5 miliar. OJK mencatat tidak lebih dari 10% penyelenggara belum memenuhi hal tersebut.

Tak perlu khawatir, beberapa fintech lending yang belum memenuhi aturan permodalan tampaknya masih bisa berharap pada pemain modal ventura untuk menjadi investor mereka. Mengingat, bagi modal ventura, sektor fintech lending dinilai merupakan sektor yang masih menarik untuk didanai.

“Menarik sekali  Karena masih banyak penduduk kita belum terjangkau buat pendanaan dan ini tentu tantangan juga buat P2P lending untuk bisa terus memberi impact dari coverage operasionalnya,” ujar Ketua Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Jefri R. Sirait.

Namun, Jefri mengingatkan bukan berarti dengan masih menariknya sektor ini berarti sangat mudah bagi perusahaan modal ventura untuk membiayai fintech lending. Perusahaan modal ventura pun akan melihat beberapa hal mengenai platform, segmen pasar hingga kompetitornya.

Baca Juga: Berperan Sentral di Ekonomi Keluarga, BTPN Syariah Layani 4 Juta Nasabah Perempuan

Untuk fintech lending sendiri, Jefri melihat banyak perusahaan modal ventura lebih tertarik untuk mendanai fintech lending yang bermain di sektor produktif. Bukan tanpa alasan, tingkat pengembalian dari peminjam yang di produktif dinilai lebih aman.

“Kalau hal-hal yang sifatnya konsumsi itu berbahaya. Kalau produktif pengembaliannya jelas. Kalau konsumtif, gimana kita ngitungnya, ga ada dasarnya kan? Cuma gaji? Kalau usaha, kita tau,” jelas Jefri.

Sementara itu, VP of Investments MDI Ventures Aldi Adrian Hartanto mengakui bahwa pihaknya saat ini sedang mencari fintech P2P lending yang bergerak di sektor produktif terutama yang membiayai pelaku UMKM. Mengingat, saat ini fintech lending yang menjadi portofolio MDI Ventures banyak bergerak di konsumtif seperti Indodana milik Cermati Group dan KrediFazz yang merupakan milik Kredivo.

“Yang memang kita lagi cari juga itu bener-bener yang fokus ke UMKM yang mereka mau punya better cash management juga. Dimana mereka ga cuma di empower untuk dapat loan,” ujar Aldi.

Baca Juga: Dorong Inklusi Keuangan, Home Credit Terus Tingkatkan Layanan Pembiayaan ke Pelanggan

Di sektor fintech lainnya, Aldi menambahkan bahwa MDI juga tertarik untuk mencari startup yang bisa memberikan layanan keuangan dengan berfokus pada yang belum bisa terlayani oleh bank, seperti influencer ataupun freelancer. Mengingat, banyak dari pekerja tersebut juga belum bisa mendapat layanan keuangan yang mudah.

Adapun, di tahun depan, MDI Ventures sendiri menyiapkan budget untuk menyuntikkan modal sebanyak US$ 150 juta. Angka tersebut lebih tinggi dari realisasi tahun ini yang mencapai US$ 125 juta. “Sampai akhir tahun ini sih sudah tidak ngoyo cari lagi. Mungkin beberapa yang masih belum selesai di tahun ini akan dialihkan ke awal tahun depan,” pungkas Aldi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×