Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini ada sejumlah bank yang akan melangsungkan aksi korporasi merger dan akuisisi. Aksi korporasi ini mengikutsertakan juga investor asing.
Kepala Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Heru Kristiyana menyebutkan, dari beberapa bank yang sudah menyatakan akan menjual saham ke investor, telah melakukan audiensi ke OJK.
Salah satunya yakni PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN). Seperti diketahui, Bank of Tokyo Mitshubishi UFJ Ltd (MUFG) berencana mengakuisisi saham BDMN hingga totalnya sebanyak 73,8%. Kata Heru, OJK sudah membuka peluang bagi investor asal Jepang tersebut untuk melakukan aksi korporasi tersebut.
Hanya saja, OJK memberi syarat. Yakni MUFG terlebih dahulu melakukan merger anak usaha di Indonesia. "Untuk saham (yang dimiliki asing) di atas 40% bisa saja, dengan syarat harus merger," kata Heru, Kamis lalu (29/3).
Proses akuisisi MUFG atas Bank Danamon telah berjalan. Tahap awal, MUFG merogoh dana Rp 15,9 triliun untuk membeli 19,9% saham BDMN. Selanjutnya, MUFG membeli lagi 20,1% saham BDMN dari Temasek. Dengan begitu, kepemilikan MUFG di Bank Danamon mencapai 40%.
Nah, MUFG berencana melanjutkan akuisisinya hingga menguasai 73,8% saham Bank Danamon. OJK menyatakan, untuk MUFG dapat menguasai lebih dari 40% saham Bank Danamon, harus ada merger antara Bank Danamon dengan entitas MUFG di Indonesia, yakni PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk (BBNP).
Selain MUFG, investor asal Jepang lain yakni Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) juga mengincar saham mayoritas PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN). OJK juga memberi persyaratan yakni harus ada merger antara BTPN dengan entitas SMBC di Indonesia, yakni PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI).
"Kelihatannya sudah right track BTPN itu. Mereka melaporkan kepada kami kok setiap saat," imbuh Heru.
Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III OJK Slamet Edy Purnomo meyakini, merger tersebut akan rampung tahun ini.
OJK juga menyebut ada beberapa bank lain yang akan melangsungkan aksi korporasi dan melibatkan investor asing.
Sebut saja PT Bank Dinar Indonesia Tbk yang berupaya melakukan merger dengan Bank Oke Indonesia sejak tahun lalu. Bank Oke sebelumnya bernama Bank Andara, dan berganti nama pasca investor asal Korea Selatan yaitu Apro Financial Holding (APRO) mengakuisisi 99% saham Bank Andara.
APRO yang juga memiliki 77,3% saham Bank Dinar sudah berniat menggabungkan Bank Oke dengan Bank Dinar sejak tahun lalu. Nah, nantinya bank yang akan menjadi surviving company terkait penggabungan ini adalah Bank Dinar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News