kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45930,39   2,75   0.30%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Merger Bank Syariah Indonesia akan mengubah peta aset bank BUMN?


Rabu, 28 April 2021 / 19:53 WIB
Merger Bank Syariah Indonesia akan mengubah peta aset bank BUMN?
ILUSTRASI. Nasabah mengantre dengan saling menjaga jarak di kantor cabang Bank Mandiri, Bintaro, Tangerang Selatan, Senin (26/4/2021). (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penggabungan atau merger bank syariah Himbara menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) akan berpengaruh besar terhadap posisi aset tiga bank pelat merah mulai kuartal I 2021. PT Bank Mandiri Tbk selaku pemegang saham terbesar bank merger tersebut akan ketiban aset karena keuangan BSI akan dikonsolidasikan ke laporan keuangan perseroan. 

Sebaliknya, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) justru mengalami pengurangan aset karena aset dari bank syariah masing-masing sudah digabung ke BSI. Lantaran bukan pemegang saham pengendali maka keuntungan yang didapat keduanya dari BSI hanyalah pembagian dividen. BNI tercatat memiliki 25% saham BSI, BRI 17,4%, DPLK BRI-Saham Syariah 2%, dan publik 4,4%.

Per Maret 2021, Bank Mandiri membukukan total aset sebesar Rp 1.584,1 triliun, melonjak 20% dari periode yang sama tahun sebelumnya atau secara year on year (yoy). Bank ini kemungkinan bakal jadi jawara aset untuk sementara waktu setelah selama ini diduduki oleh BRI. Namun, posisi itu tentu akan bisa kembali diambilalih BRI seiring dengan rencana merger dengan PMN dan Pegadaian dalam rangka pembentukan holding ultramikro.

Baca Juga: Perkuat modal, Bank Neo Commerce (BBYB) sebut Akulaku berkomitmen serap rights issue

Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo membenarkan bahwa pertumbuhan aset perseroan terutama disebabkan oleh adanya merger BSI pada bulan Februari 2021 lalu.  

"Kredit ending balance konsolidasi Bank Mandiri tumbuh 9,1% menjadi Rp 984,9 triliun di kuartal I. Pertumbuhan kredit konsolidasi ini ditopang oleh BSI," kata Sigit dalam paparan kinerja kuartal pertama 2021, Selasa (27/4). 

Dari sisi penghimpunan DPK, Bank Mandiri menorehkan pertumbuhan sebesar 25,5% yoy menjadi Rp 1.181,3 triliun, dengan komposisi dana murah yang meningkat menjadi 67,60% dari sebelumnya 64,13%.

Pada kuartal pertama, laba bersih Bank Mandiri turun 25,2% yoy menjadi Rp 5,9 triliun. Pendapatan bunga bersih bank bersandi emiten BMRI tumbuh 12,6% menjadi Rp 17,5 triliun tetapi fee based income turun 1,62 % menjadi Rp 7,6 triliun. Biaya operasionalnya meningkat 14,5% terutama disebabkan oleh biaya merger Bank Syariah Indonesia. 

Baca Juga: Laba Bank Danamon (BDMN) anjlok 58,24% pada kuartal I 2021

Sepanjang kuartal pertama 2021, perusahaan anak Bank Mandiri menyumbang laba bersih Rp 871,2 miliar atau 14,7% terhadap laba konsolidasian. BSI menyumbang kontribusi laba terbesar yakni Rp 504,9 miliar atau 8,5% terhadap laba konsolidasian.

Aset Bank Mandiri ini masih berpotensi tumbuh lebih tinggi lagi sampai akhir tahun. Pasalnya, perseroan memprediksi bahwa penyaluran kredit akan semakin membaik sejalan dengan berjalannya program vaksinasi dan berbagai stimulus yang diberikan pemerintah menggerakkan ekonomi. Khusus untuk kredit segmen wholesale (korporasi dan komersial) ditargetkan tumbuh sekitar 4%-5%. 




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×