kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Merger Bank Syariah Indonesia akan mengubah peta aset bank BUMN?


Rabu, 28 April 2021 / 19:53 WIB
Merger Bank Syariah Indonesia akan mengubah peta aset bank BUMN?
ILUSTRASI. Nasabah mengantre dengan saling menjaga jarak di kantor cabang Bank Mandiri, Bintaro, Tangerang Selatan, Senin (26/4/2021). (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

Sementara Aestika Oryza Gunarto Sekretaris Perusahaan BRI menjelaskan, postur keuangan BRI secara umum tidak terdampak signifikan sehubungan dengan adanya merger BRI syariah menjadi BSI. "Pasalnya, aset BRI Syariah per akhir 2020 hanya Rp 57,9 triliun atau sekitar 3,8% dari total aset konsolidasi BRI tahun lalu," katanya pada KONTAN, Rabu (28/4).

BRI melihat merger bank syariah itu justru akan memberi dampak positif. BRI memiliki potensi sinergi yang besar dengan BSI melalui branchless banking. 

Di samping itu, merger tersebut akan membentuk bank syariah dengan kinerja keuangan yang lebih kuat, jaringan yang lebih luas dan produk yang lebih beragam, menciptakan efisiensi serta meningkatkan competitiveness yang pada akhir akan menyumbang kontribusi besar ke BRI.

Baca Juga: Garap bisnis bank digital, begini upaya Bank Neo Commerce (BBYB) raih pendapatan

BRI belum merilis laporan keuangan kuartal I 2021. Namun, bank yang fokus menggarap segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ini menargetkan pertumbuhan kredit 6%-7% tahun ini. 

Sementara BNI masih mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 5% YoY pada kuartal I 2021 menjadi Rp 862,4 triliun meskipun aset BNI Syariah sudah bergabung ke BSI. Kenaikan tersebut sejalan dengan pertumbuhan DPK dan kredit masing-masing 8,1% dan 2,2% di periode tersebut. Adapun BNI Syariah sebelum merger jadi BSI tercatat memiliki aset Rp 55 triliun per akhir 2020.

BNI memproyeksikan kredit bisa tumbuh 6% hingga 9% sepanjang 2021. Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyatakan, BNI akan menyasar sektor-sektor yang masih prospektif untuk mencapai target itu seperti jasa kesehatan dan sosial, sektor komunikasi dan telekomunikasi, industri pengolahan dan manufaktur dan perdagangan.

Selanjutnya: Industri perbankan dihantui potensi lonjakan NPL

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×