Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Adanya pandemi covid-19 tampaknya tak berpengaruh signifikan pada kinerja kanal keagenan asuransi jiwa. Meskipun kanal keagenan mengalami penurunan pada tiga bulan pertama tahun ini, kontribusi agen diakui masih dibutuhkan untuk pasarkan produk asuransi jiwa.
Sebagai informasi, Data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menunjukkan kontribusi kanal keagenan asuransi jiwa di kuartal I terhadap pendapatan premi menurun 5,8% secara tahunan menjadi Rp 16,15 triliun. Untuk perbandingan, pada periode sama di tahun sebelumnya kanal keagenan berkontribusi terhadap pendapatan premi sebesar Rp 17,15 triliun.
“Walaupun penjualan produk asuransi memang banyak melalui bancassurance, jangan lupa di bancassurance ini juga ada agen yang melupakan penjualan. Artinya yang melakukan penjualan-penjualan ini kebanyakan agen,” ujar Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu.
Togar juga menyampaikan bahwa kebutuhan terhadap agen asuransi ini masih akan ada jika literasi masyarakat terhadap produk asuransi masih kurang. Hal ini mengingat bahwa masih banyak nasabah yang ingin dijelaskan secara langsung oleh agen sebelum membeli produk asuransi, khususnya asuransi jiwa.
Baca Juga: Peranan agen tetap penting, BNI lakukan digitalisasi layanan Agen46
“Sejauh ini selama masyarakat republik ini masih malas membaca, maka agen itu tetap diperlukan. Saya pernah bilang dengan OJK, sudah taruh saja semuanya secara digital tapi ternyata masyarakat kita tingkat literasinya masih rendah” ujar Togar.
Sehubungan dengan kontribusi keagenan, Generali Indonesia mengakui bahwa peran agen menjadi yang paling besar untuk memasarkan produknya. Asal tahu saja, kanal keagenan di Generali Indonesia memberikan kontribusi 56% terhadap total premi di kuartal I yang sebesar Rp 900 miliar.
Marketing and Communication Group Head Generali Indonesia Vivin Arbianti menjelaskan bahwa meskipun suasana pandemi covid-19 menyebabkan agen kesulitan untuk bertatap muka langsung dengan nasabah, namun agen Generali Indonesia masih terus aktif menjalankan profesinya secara online.
Baca Juga: Sampai Mei, nyaris separuh premi asuransi jiwa disumbang dari produk unitlink
“Kami terus mendorong peningkatan skill agen pada berbagai aspek termasuk aspek digital. Terkait hal ini, Generali mengoptimalkan penggunaan platform digital, iLearn untuk dengan pelatihan-pelatihan secara online dan lengkap, serta bisa diakses kapan saja,” ujar Vivin kepada KONTAN.
Vivin juga menjelaskan bahwa peran agen masih sangat dibutuhkan untuk pemasaran produk asuransi karena calon nasabah masih sangat memerlukan diskusi dan konsultasi untuk menentukan produk dan manfaat-manfaat apa saja yang sesuai dengan kebutuhan.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Direktur Bisnis BNI Life Neny Asriani yang bilang kalau agen masih merupakan salah satu kanal bisnis asuransi yang terdepan. Meski demikian, Neny mengakui bahwa kanal keagenan mengalami penurunan karena situasi pandemi covid-19 menyebabkan proses tatap muka terhambat.
Baca Juga: Hingga Juli 2021, agen asuransi berstatus MDRT naik 33%
Hingga Mei 2021 ini, kinerja premi keagenan dalam BNI Life sebesar Rp 69 miliar. Itu berarti hanya memberikan kontribusi sebanyak 4% dari total premi yang didapatkan sebesar Rp 1,74 triliun.
“Di masa pandemi yang tidak menentu ini, tenaga pemasar Agency masih cukup memungkinkan untuk dapat beraktivitas bertemu calon nasabah secara informal atau tidak tergantung jam kerja dan dapat melakukan kegiatan pemasaran di sosial media yang dampaknya yaitu prospek bisnis Agency masih sangat besar,” jelas Neny kepada KONTAN.
Selanjutnya: Prospek bisnis asuransi jiwa masih ciamik, ini alasannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News