Sumber: KONTAN | Editor: Didi Rhoseno Ardi
JAKARTA. Jika banyak bank sudah mulai mengerem penyaluran kredit, tak demikian dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk. Menjelang akhir tahun, bank hasil merger antara PT Bank Niaga Tbk. dengan Bank Lippo Tbk. masih memiliki kelebihan dana sekitar Rp 1,5 triliun. Pengelola bank berniat memutar uang tersebut dalam bentuk kredit.
Presiden Direktur CIMB Niaga Arwin Rasyid bilang, dana sebesar itu akan mereka salurkan sebagai kredit ke sektor korporasi, bisnis, serta komersial dan ritel. Kredit baru ini akan menambah outstanding kredit Bank CIMB Niaga yang mencapai Rp 71,8 triliun per awal November 2008.
Salah satu bentuk kredit yang menjadi andalan CIMB Niaga adalah kredit kepemilikan rumah (KPR). Untuk memenangkan persaingan di pasar ritel, CIMB Niaga berniat merancang produk kredit yang mengombinasikan KPR sekaligus Kredit Kepemilikan Kendaraan bermotor (KKB) dan kartu kredit, "Tentu saja, kami akan mengusahakan bunga kredit tersebut lebih kompetitif. Jadi masyarakat lebih tertarik," kata Arwin.
Tentang kredit korporasi, Direktur Korporasi CIMB Niaga Catherinawati Hadiman optimistis, ada penambahan kredit baru sebesar Rp 500 miliar.
Arwin memastikan, seluruh kredit yang tersalur dalam bentuk rupiah. "Kami sudah mengerem penyaluran kredit yang berbentuk dolar Amerika Serikat (AS)," tuturnya, Kamis (4/12). CIMB Niaga tak ingin menyalurkan kredit dalam dolar AS karena fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tak terkontrol. Apalagi, saat ini industri perbankan masih kesulitan likuiditas berbentuk dolar AS.
Sehingga jika Bank CIMB Niaga tetap agresif menyalurkan kredit valas, yang akan terjadi adalah selisih antara pendanaan dengan kredit alias miss match. Kondisi ini bisa menyebabkan kesehatan bank jadi memburuk karena mengalami kekeringan likuiditas.
Dalam upaya menghindari miss match tersebut, CIMB Niaga juga menyarankan kepada debiturnya untuk mengkonversi utang valas mereka menjadi rupiah. Hingga saat ini dengan konversi utang tersebut, kredit dalam bentuk valas di Bank CIMB Niaga mengalami penurunan sekitar US$ 100 juta. Adapun total kredit valas CIMB Niaga sampai November lalu masih mencapai US$ 1 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News