Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
Asal tahu saja, pendapatan premi asuransi umum tumbuh senilai Rp 79,71 triliun. Trinita menyatakan nilai itu tumbuh 14,1% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp 69,85 triliun.
“Pertumbuhan ini dipicu oleh asuransi kredit, lantaran secara nominal premi, lini bisnis ini memberikan kontribusi terbesar ketiga. Selain itu, premi kredit juga termasuk tumbuh tinggi sehingga bisa masuk ketiga besar, padahal pada tahun-tahun sebelumnya masuk di atas lima besar,” ujar Trinita.
Ia menambahkan, lini bisnis asuransi umum secara umum mencatatkan pertumbuhan di akhir tahun 2019 kecuali asuransi pengangkutan, asuransi tanggung gugat, asuransi energi off shore dan asuransi kecelakaan & kesehatan, yang membukukan pertumbuhan negatif.
Baca Juga: OJK mau reformasi industri asuransi, Jasindo siapkan strategi
Ia menjelaskan kontribusi terbesar pendapatan premi industri asuransi umum di 2019 dari lini bisnis properti sebanyak 26,2% dari total premi. Lalu kendaraan bermotor 23,5%, dan asuransi kredit sebanyak 18,4%.
Adapun pendapatan asuransi properti tumbuh 9,7% yoy dari Rp 19.03 triliun di 2018 menjadi Rp 20,88 triliun pada 2019. Pendapatan premi kendaraan bermotor tumbuh 0,3% yoy dari Rp 18,67 triliun menjadi Rp 18,73 triliun.
Sedangkan asuransi kredit tumbuh 86,2% yoy dari Rp 7,86 triliun menjadi Rp 14,64 triliun di 2019. Selain lini bisnis kredit yang mencatatkan pertumbuhan pesat, lini bisnis lainnya juga tercatat tumbuh melesat.
Premi asuransi energi onshore tumbuh 210% yoy Rp 49 miliar menjadi Rp 152 miliar di tahun lalu. Selain itu, lini bisnis yang masuk kategori aneka asuransi tumbuh 37,3% yoy dari Rp 3,33 triliun menjadi Rp 4,58 triliun di sepanjang 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News