Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tendi Mahadi
“Mereka tentu punya pengalaman di luar, karena itu juga mereka berkenan menanam modalnya di sini. Return di Indonesia masih bagus. Itu kan wajar saja. Uang akan mencari tempatnya untuk bisa mendapatkan imbal hasil yang lebih baik,” tandasnya.
Deputi Komisioner Pengawas Lembaga Pembiayaan dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK, Bambang W. Budiawan menuturkan bahwa akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan asing menandakan iklim bisnis yang baik.
“Aksi korporasi perusahaan keuangan bereputasi global seperti MUFG terhadap multifinance tertentu semakin menguatkan indikasi bahwa iklim bisnis multifinance semakin prospektif,” tuturnya.
Bambang mengungkapkan bahwa bisnis multifinance di Indonesia juga mampu mendatangkan investasi asing seperti yang dilakukan oleh MUFG.
“Serta menunjukkan kondisi makro dan mikro Indonesia mendapat asesmen positif,” tandasnya.
Sementara itu, Pengamat Ekonomi dari Center of Economics and Law Studies (Celios), Nailul Huda mengatakan pembiayaan multifinance cukup sangat besar terlebih untuk segmen multiguna atau ritel dan kendaraan bermotor. Apalagi, konsumsi masyarakat akan barang-barang tersebut juga meningkat.
“Pangsa pasar yang tinggi ini yang menunjukkan minat investor asing untuk masuk ke industri multifinance cukup besar,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News