Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PT Bank MNC Internasional Tbk menginvestasikan dana khusus untuk pengembangan teknologi informasi (TI). Benny Purnomo, Direktur Utama PT Bank MNC Internasional Tbk mengatakan, pihaknya akan mengembangkan teknologi perbankan untuk menjaring nasabah dari sisi dana murah maupun kredit.
Pasalnya, dengan inovasi produk serta layanan berbasis digital mendukung karakter nasabah saat ini. “Kami menginvestasikan dana untuk TI sebesar Rp 100 miliar di tahun 2017,” kata Benny, Kamis (9/3). Investasi tersebut naik Rp 30 miliar dibandingkan investasi TI sebesar Rp 70 miliar di tahun 2016.
Investasi TI di antaranya untuk pengembangan electronic channel (e-channel) seperti pengembangan mobile banking dan internet banking, penerbitan uang elektronik (e-money) MNC Flazz, aplikasi punyakartu dan aplikasi punyacelengan. “Yang terbaru kami meluncurkan aplikasi punya celengan senilai Rp 3 miliar,” ucap Benny Helman, Direktur Bank MNC.
Benny menambahkan, aplikasi punyacelengan ini memiliki tujuan untuk menjaring dana murah dari tabungan. Oleh karena itu, perusahaan membidik keluarga yang memiliki anak dengan usia 7 tahun-15 tahun pada aplikasi punyacelengan ini. “Kami optimistis melalui aplikasi punya celengan ini akan meningkatkan porsi dana murah di Bank MNC,” tambahnya.
Dari aplikasi punyacelengan ini, Bank MNC membidik akan memperoleh tabungan sekitar Rp 300 miliar-Rp 350 miliar pada tahap pertama. Secara keseluruhan, perusahaan mengincar dana murah tumbuh 15%-20% atau mencapai Rp 1,86 triliun-Rp 1,95 triliun di tahun 2017 dari perhitungan realisasi dana murah sebesar Rp 1,62 triliun per akhir tahun 2016.
Bank milik Hary Tanoesoedibjo ini menargetkan, pada lima tahun mendatang posisi dana murah akan sebesar 35%-40% terhadap dana pihak ketiga (DPK), dan deposito 60%-65% terhadap DPK. Posisi saat ini, dana murah sekitar 21% terhadap DPK, dan deposito 79% terhadap DPK. “Targetnya, dana murah tumbuh 15%-20% setiap tahun,” terang Benny.
Ujungnya, dengan komposisi dana murah yang semakin membesar maka biaya dana atau cost of fund akan terus turun karena beban bunga semakin rendah. Benny menambahkan, pihaknya akan menjaga rasio biaya dana pada level 6,50%-,6,75% di tahun ini, dari posisi rasio biaya dana 7,25% di tahun lalu.
Lanjutnya, dengan rasio biaya dana yang semakin turun maka ada potensi untuk pemangkasan suku bunga kredit meskipun penurunan bunga kredit bersaing dengan suku bunga pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News