Reporter: Christine Novita Nababan |
JAKARTA. Di 2011 mendatang, PT Asuransi Bangun Askrida bakal resmi melepaskan kepemilikan 8% sahamnya atau senilai Rp 16 miliar di anak perusahaannya, yakni PT Asuransi Jiwa Nusantara (AJN).
Direktur Askrida J Djafar menuturkan, AJN sudah membuktikan mampu untuk mengembangkan bisnis perseroannya sendiri. "Tapi untuk melepas saham Askrida di AJN harus ada persetujuan dari manajemen. Surat resmi sudah diajukan Februari 2010 lalu dan kami masih menunggu jawaban,” ujarnya ditemui KONTAN, akhir pekan lalu (23/12).
Pelepasan saham antara induk dan anak usaha tersebut, sambung Djafar, dimaksudkan untuk pengembangan bisnis anorganik Askrida, yaitu pemisahan unit syariah yang dimiliki agar berdiri sendiri sebagai perusahaan asuransi syariah (spin off).
Tak tanggung-tanggung, manajemen langsung membidik pendirian perusahaan asuransi syariah baru bakal fokus pada bidang usaha asuransi jiwa. Maklum, lini bisnis asuransi jiwa memiliki peluang lebih besar mengingat tingginya tingkat penduduk di Indonesia.
Sayang, untuk mendirikan perusahaan asuransi jiwa syariah itu, Askrida terpentok dana, terutama terkait dengan ketentuan modal minimum perusahaan asuransi sebesar Rp 40 miliar, seperti yang diamanatkan Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2008.
“Kami masih membutuhkan dana. Karenanya, kami menjual saham di AJN. Kami berharap, proses penjualan saham tersebut bisa selesai pada 2011, sambil menunggu sejumlah persiapan, seperti sumber daya manusia dan infrastruktur,” imbuh Djafar.
Direktur Utama AJN Hero Samudra membenarkan adanya pengajuan surat pelepasan saham yang dilayangkan oleh manajemen Askrida. Dia juga tidak menampik catatan lembaran saham yang dimiliki Askrida sebanyak 8% atawa senilai Rp 16 miliar. Pelepasan saham, dia katakan, mutlak hak pemegang saham.
Saat ini, pihaknya sedang dalam proses untuk menjual saham Askrida kepada pihak lain yang berminat. “Kami sudah terima suratnya dan sekarang dalam proses,” terang dia. Sekadar informasi, per Oktober 2010, unit syariah Askrida membukukan laba sebesar Rp 2,5 miliar atau naik 78,57% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp 1,4 miliar. Ada pun, aset tercatat sebesar Rp 45 miliar atau melejit 114,28% dibandingkan posisi tahun lalu sebesar Rp 21 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News