kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Modalku dan TaniHub berkolaborasi


Rabu, 06 September 2017 / 07:00 WIB
Modalku dan TaniHub berkolaborasi


Reporter: Roy Franedya | Editor: Bagus Marsudi

Perlu mematangkan model bisnis

Bagi pengamat dan pengajar manajemen Daniel Saputro, kerjasama yang dilakukan Modalku dengan TaniHub adalah kerjasama yang baik. Ini merupakan kolaborasi ideal.
Kolaborasi ini memenuhi semua unsur analisis SWOT. Modalku punya keahlian dalam menghimpun dana dari investor dan menyalurkannya, tetapi lemah dalam pembiayaan pada sektor pertanian.

Kekuatan TaniHub ada pada sektor pertanian. Mereka lama berkecimpung dalam bidang ini. Mereka paham bentuk bisnis dan perilaku petani. Kelemahan TaniHub  adalah mereka tidak mampu menghimpun dana dari investor dan pengelolaan risiko pinjaman.

Daniel menambahkan, mereka melihat kerjasama ini akan menutupi kekurangan masing-masing. Mereka saling melengkapi sehingga kolaborasi ini menciptakan satu ditambah satu jadinya tiga bukan dua. “Dengan strategi ini, penetrasi pasar kedua start-up ini akan lebih luas ketimbang mereka bekerja sendiri-sendiri. Dengan kolaborasi ini mereka akan besar bersama dan mampu mendikte pasar sehingga pesaing akan kesulitan untuk berkembang,” ujar Daniel lagi.

Namun, masalah start-up hari ini bukanlah pada harus berkolaborasi dengan siapa, tetapi kemampuan bertahan dan mengembangkan bisnis. Memang kue bisnis digital masih sangat besar. Banyaknya pemain yang bermunculan belum akan membuat persaingan berdarah-darah. Bahkan, banyak start-up yang masih merugi. Mereka kebanyakan masih membakar uang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan produk mereka.

Daniel menjelaskan, membuat inovasi dan terobosan yang unik dan memikat sekarang menjadi hal yang dijual oleh start-up. Namun, mereka belum menemukan model bisnis yang pas. Sebagian dari mereka masih mencoba-coba dan mencari model bisnis yang sesuai.

Sebab itu, Daniel menyarankan perusahaan rintisan untuk menemukan model bisnis yang memberikan pendapatan. “Kolaborasi bisa saja dilakukan. Tetapi, modal bisnis harus segera dimatangkan. Jangan sampai inovasi ini hanya sesaat saja. Tiga tahun kemudian sudah tak terlihat lagi karena usaha ditutup,” ujarnya. Mari kita tunggu bersama

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×