Reporter: Roy Franedya | Editor: Bagus Marsudi
Perluas skala bisnis
Bagi kedua perusahaan, kolaborasi ini merupakan kerjasama yang saling menguntungkan dan bisa menjembatani kekurangan yang dimiliki keduanya. Modalku tidak punya pengalaman dan keahlian dalam pembiayaan pertanian. Di sisi lain, TaniHub tidak punya keahlian dalam pengumpulan dana dari investor dan bagaimana mengelola risiko.
Reynold mengatakan, kolaborasi ini juga memberikan rasa tenang bagi Modalku. Sebab, risiko yang mereka hadapi jadi rendah. Dana pinjaman dikelola TaniHub yang mengenal baik petani penerima dana talangan. “Biaya untuk menilai risiko juga menjadi turun. Kami bisa mendapatkan data yang komprehensif dari petani yang diberikan pinjaman. Istilahnya kami berbagi risiko,” ujarnya.
Selain pada petani, SCF juga bisa dimanfaatkan oleh para pelaku UMKM lainnya. Dana talangan akan diberikan pada usaha mikro yang memiliki arus kas yang baik dan bisnisnya berjalan lancar.
Sayang, manajemen Modalku tidak bersedia menyampaikan target pembiayaan yang disalurkan dalam kerjasama ini. Namun, manajemen memastikan bisa menyediakan dana talangan bagi para petani yang bergabung dengan TaniHub.
Reynold menambahkan, Modalku yang menyediakan dana bagi petani ini akan memperluas pasar pembiayaan. Selama ini, Modalku kebanyakan memberikan pinjaman modal kerja pada UMKM sektor perdagangan, jasa, dan manufaktur. Plafon pinjaman yang mereka salurkan maksimal Rp 2 miliar dengan tenor hingga 24 bulan dan bunga antara 9% hingga 24% per tahun.
Perluasan pasar pembiayaan ini sejalan dengan rencana manajemen Modalku untuk meningkatkan skala bisnis (scale business) dan memperdalam penetrasi. Mereka mengganggap selama dua tahun ini sudah banyak belajar tentang bisnis UMKM dan mengelola risiko. Kini, sudah saatnya agresif menyalurkan pembiayaan, tetapi tetap risikonya harus terukur.
Reynold menambahkan, tidak ada strategi khusus untuk menjalankan rencana bisnis tersebut. Manajemen hanya perlu lebih agresif masuk ke pasar dan lebih efisien dalam menjalankan bisnis dan mengelola resiko. “Saat ini, kami sudah punya tiga kantor dan akan berencana menambah beberapa lagi tahun ini. Tetapi belum ditentukan (lokasinya),” ujarnya.
Modalku sudah beroperasi di tiga negara, yakni Indonesia, Singapura, dan Malaysia dengan pinjaman yang disalurkan Rp 1 triliun. Di tanah air, Modalku sudah memberikan modal kerja sebesar Rp 552 miliar kepada 769 peminjam. Rasio gagal bayar 0,1%. “Aplikasi pinjaman yang kami tolak lebih banyak ketimbang yang diterima. Jika tahun ini kami bisa tumbuh dua kali lipat, hal itu akan sangat bagus,” terang Reynold