Reporter: Dina Farisah | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Rasio kredit macet atau non performing financing (NPF) sangat menjadi perhatian perusahaan pembiayaan. PT Mandiri Tunas Finance (MTF) lebih banyak menemukan kasus kredit macet pada kendaraan komersial.
Direktur Utama PT Mandiri Tunas Finance, Ignatius Susatyo Wijoyo mengatakan, rasio kredit macet atau non performing financing (NPL) Mandiri Finance hingga Oktober 2015 relatif terkendali di level 1,18%.
Menurutnya, penyumbang terbesar NPF berasal dari pembiayaan mobil komersial. Harga komoditas yang anjlok tajam selain melemahkan permintaan mobil komersial juga menyumbang kredit macet kepada anak usaha PT Bank Mandiri Tbk ini.
"Dari sisi NPF, 70%-nya disumbang oleh pembiayaan mobil komersial. Sisanya 30% berasal dari pembiayaan penumpang," tutur Susatyo.
Adapun sebaran wilayah penyumbang NPF adalah Sumatera dan Kalimantan. Hal ini tak dapat dipungkiri lantaran kedua wilayah tersebut merupakan daerah penghasil komoditas terbesar berupa batubara dan minyak kelapa sawit (CPO).
Pihaknya sudah mengamati tren kenaikan NPF pada kendaraan komersial sejak akhir tahun lalu. Sementara nasabah yang terjerat kredit macet merupakan perorangan, bukan dari perusahaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News