Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Bank Muamalat sedang mengkaji penambahan modal pada tahun ini.
Namun manajemen masih menunggu keputusan pasti pemegang saham utama terkait rencana ini.
Yang pasti, Muamalat sudah memasukkannya di Rencana Bisnis Bank (RBB) pada 2016.
Menurut Direktur Utama Bank Muamalat Endy Abdurrahman rencana aksi korporasi ini untuk menjaga rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) diangka 14% sesuai ketentuan regulator.
Pada September 2015, tercatat CAR Muamalat 13,71%.
Endy klaim, CAR akhir 2015 sudah di atas 14%.
Namun, perusahaan harus tetap tambah modal demi mendukung ekspansi kredit.
“Penambahan modal dibutuhkan komitmen pemegang saham,” ujar Endy, Seniin, (04/12).
Menurut Pejabat Eksekutif Bank Muamalat Hery Syafril, rencana penambahan modal menyesuaikan kondisi ekonomi di Indonesia.
Nantinya, salah satu tambahan modal berasal dari suntikan dana pemegang saham utama yaitu Islamic Development Bank (IDB).
Sebelumnya IDB menyatakan akan melakukan penambahan modal pada tahun 2015.
Namun, rencana itu belum terealisasi menyusul kondisi ekonomi yang tengah mengalami perlambatan.
Deputi Komisioner OJK Mulya E. Siregar mengatakan, adanya posisi baru di jajaran komisaris dan direksi Bank Muamalat diharapkan penambahan modal akan cepat terealisasi.
“Dengan masuknya komisaris dari IDB diharapkan posisi IDB lebih dominan sehingga mempermudah pengambilan keputusan, kami sudah minta supaya dalam RUPSLB tanggal 7 supaya komposisi ini harus dibuat 3-2 untuk independen,” ujar Mulya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News