Reporter: Nina Dwiantika |
JAKARTA. PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (Muamalat) menyatakan para pemegang sahamnya memutuskan menunda pelepasan saham sebesar 67%, karena belum menemukan titik kesepakatan harga jual dengan para investor.
"Postpone menunda penjualan saham Muamalat, belum tahu sampai kapan akan tertunda," kata Direktur Utama Bank Muamalat Arvian Arifin, kepada wartawan usai penyelenggaraan acara Joint High Level Conference on Islamic Finance, di Shangrila Hotel, Senin (18/7).
Arvian menambahkan, tak hanya soal ketepatan harga yang menjadi pertimbangan investor tetapi juga soal rencana pembatasan kepemilikan saham perbankan yang akan diatur oleh Bank Indonesia (BI) dalam akhir tahun ini.
Selain itu, Ia membantah bahwa ada risiko-risiko internal bank yang menjadi penyebab. "Jadi lebih ke investasi yang besar. Karena jumlahnya di atas kemampuan mereka. Selain itu juga ada keterbatasan kebijakan Single Present Policy dan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) kepada anak usaha. Sebenarnya kan mereka tertarik, untuk itu melakukan due diligence," terangnya.
Menurutnya, proses penjualan saham ini tidak mempengaruhi kinerja bisnis pionir syariah ini. Ini terlihat dari hasil perolehan laba pada Juni tahun 2011 ini sebesar Rp 189 miliar atau naik 136% year on year (yoy) dari Rp 80 miliar pada periode yang saham tahun lalu. Begitu juga dengan peningkatan pembiayaan naik 58,33% Rp 19 triliun pada pertengahan tahun 2011 ini, dari Rp 12 triliun pada periode yang saham tahun lalu.
Meskipun tengah menjadi perebutan para investor lokal dan asing, bank Muamalat belum ada rencana penambahan modal karena rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 12% per Juni 2011 dinilai masih aman untuk melakukan ekspansi kredit. Sampai akhir tahun CAR diperkirakan akan tergerus menjadi 11% untuk ekspansi pembiayaan.
Sebelumnya, diberitakan bahwa tiga pemegang saham utama Bank Muamalat akan melepas kepemilikan sahamnya terkait dengan satu dan lain hal di institusinya masing-masing. Ketiga pemegang saham tersebut adalah Boubyan Bank Kuwait, Saudi Arabian Atwill Holdings Limited dan Islamic Development Bank (IDB).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News