Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Bank Muamalat ditunjuk sebagai penyelenggara Program Literasi dan Edukasi Keuangan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Penyelenggaraan acara tersebut digelar di Mall of Serang, Banten, hari ini (28/2).
Bank Muamalat memandang, program yang digagas oleh OJK itu akan mendorong industri perbankan terus mengembangkan dan menciptakan produk dan jasa keuangan yang lebih bervariasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga dapat memberi keuntungan secara komersial.
Sekretaris Perusahaan Bank Muamalat, Meitra Sari mengungkapkan, literasi dan edukasi keuangan memberikan manfaat yang besar bagi sektor perbankan. Hal ini mengingat masyarakat adalah pengguna produk dan jasa perbankan.
"Dengan kata lain, Bank dan masyarakat saling membutuhkan satu sama lain, sehingga semakin tinggi tingkat literasi keuangan masyarakat, maka semakin banyak masyarakat yang akan memanfaatkan produk dan jasa perbankan," kata Meitra lewat pernyataan tertulis kepada KONTAN, Jumat (28/2).
Meitra menjelaskan, bagi Bank Muamalat, acara itu diharapkan bisa menjadi media promosi yang efektif untuk menjual produk dan layanan Bank Muamalat yang dapat berdampak pada peningkatan dana pihak ketiga (DPK) Bank Muamalat.
Menurut Meitra, sebagai lembaga jasa keuangan (LJK) menjadi kewajiban bagi Bank Muamalat menyelenggarakan edukasi dalam rangka meningkatkan literasi keuangan kepada masyarakat.
Program literasi dan edukasi keuangan ini merupakan tindak lanjut dari sosialisasi program cetak biru strategi nasional literasi keuangan Indonesia yang sebelumnya telah dilakukan oleh OJK.
Berdasarkan hasil survei OJK tentang tingkat literasi keuangan masyarakat, indeks literasi masyarakat Indonesia terhadap produk dan jasa perbankan diklasifikasikan menjadi not literate sebesar 0,73%, less literate 2,04%, sufficient literate 75,44% dan well literate 21,80%.
Sedangkan survei indeks utilitas masyarakat terhadap produk dan jasa perbankan sebesar 57,28%. Kedua hasil survei tersebut memperlihatkan fakta bahwa sebagian besar masyarakat memanfaatkan produk dan jasa perbankan tanpa disertai dengan pemahaman yang memadai.
Meitra berharap, penyelenggaraan acara program literasi keuangan dan edukasi terhadap produk dan jasa perbankan, dapat meningkatkan edukasi masyarakat dari yang sebelumnya less literate menjadi well literate.
"Di samping itu, program ini bertujuan untuk meningkatkan awareness, pengetahuan, dan keterampilan masyarakat mengenai produk dan jasa perbankan," jelasnya.
Hingga saat ini, aset industri perbankan syariah tanah air sebesar Rp 229,5 triliun dengan perolehan pangsa pasar sebesar 5% dari total aset industri perbankan di Indonesia. Dari persentase tersebut, Bank Muamalat berhasil meraih 24% pangsa pasar perbankan syariah di akhir tahun 2013.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News