Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi akuisisi yang diperkirakan bakal meramaikan industri perbankan syariah kian terlihat. Mulai dari due diligence, kajian, hingga pembicaraan awal dikabarkan mulai dilakukan oleh beberapa bank syariah.
Yang jelas, ada dua bank yang saat ini memiliki kewajiban untuk melakukan spin off unit usaha syariahnya, yaitu PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) dan PT Bank CIMB Niaga Tbk. Kemungkinan besar, keduanya akan mengambil cara akuisisi untuk melancarkan langkah penyapihan bisnis syariahnya.
BTN menjadi yang paling pasti akan melakukan aksi akuisisi untuk melakukan spin off. Namun, target bank yang nantinya bakal diakuisisi seakan-akan masih dirahasiakan.
Baca Juga: Bank Belum Merampungkan Proses Pemisahaan UUS
Awalnya, BTN dikabarkan telah melakukan proses due diligence dengan PT Bank Muamalat Indonesia. Namun, beberapa sumber KONTAN mengungkapkan bahwa perjodohan keduanya hampir dipastikan batal berdasarkan hasil due diligence dan nilai akuisisi yang mencapai Rp 10 triliun.
Kini, bank yang fokus pada kredit properti ini dikabarkan langsung mengalihkan perhatiannya pada PT Bank Victoria Syariah (BVS). Bahkan, terhadap BVS, BTN sudah hampir menyelesaikan proses due diligence yang targetnya akhir Juni ini.
”Nanti September, rencananya semua dokumen akan diserahkan OJK,” ujar sumber KONTAN yang mengetahui proses tersebut.
Ketika dikonfirmasi, Direktur Utama Bank Victoria Syariah Dery Januar tak menampik maupun mengiyakan informasi tersebut. Dia hanya bilang kalau belum mengetahui kabar terbaru tersebut dan itu merupakan ranah pemegang saham.
Baca Juga: Kasak Kusuk Lima Skenario Spin Off Unit Usaha Syariah Perbankan
“Saya belum ada update terkait hal itu,” ujar Dery.
Sementara itu, KONTAN juga telah menghubungi Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu untuk mengonfirmasi kabar tersebut. Namun, hingga berita ini turun, Nixon masih tak memberikan komentar apapun terkait kabar ini.
Beralih ke CIMB Niaga, bank milik perusahaan keuangan asal Malaysia ini juga dikabarkan mulai berpikiran untuk mengakuisisi sebuah bank. Sebab, bank tersebut kini disebut-sebut sedang melakukan kajian terkait rencana tersebut.
Baca Juga: Bank Syariah Optimistis Kinerja Makin Melaju Tahun Ini
Hanya saja, Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengungkapkan untuk saat ini belum ada rencana akuisisi. Namun, ia tak menampik bahwa potensi tersebut sejatinya terbuka lebar.
”Segala kemungkinan bisa saja apabila ada kesempatan yang bagus,” ujarnya.
Di sisi lain, kabar akuisisi bank syariah datang dari salah satu ormas besar di Indonesia, Muhammadiyah. Setelah ormas tersebut ramai dengan penarikan dana di BSI, kini Muhammadiyah melirik KB Syariah untuk diakusisi.
Hubungan Muhammadiyah dengan KB Syariah memang terbilang cukup dekat dengan salah satu komisarisnya adalah Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti. Secara historis, KB Syariah dulu juga merupakan Bank Persyarikatan Indonesia yang dibentuk PP Muhammadiyah.
Menanggapi kabar tersebut, Kepala Sekretaris Perusahaan KB Syariah Umar Hasni tak mau banyak berkomentar. Menurutnya, hal tersebut merupakan ranah pemegang saham.
Hanya saja, ia tak menampik bahwa ada kemungkinan bagi KB Syariah untuk mendapat investor strategis baru untuk anak usaha dari KB Bank ini. ”Potensi pasti ada, namun dikembalikan ke pemegang saham pengendali kami,” ujarnya.
Baca Juga: Prospek Bank Syariah Kian Menarik Jelang Musim Konsolidasi
KONTAN juga telah menghubungi Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas terkait rencana tersebut. Namun, pihaknya tak mau berkomentar dengan alasan sedang berada di Mekkah.
Melihat potensi ramainya aksi akuisisi di industri perbankan syariah, Konsultan Ekonomi Syariah yang juga Wakil Komisaris Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Adiwarman Azwar Karim menilai langkah tersebut belum akan cukup untuk menciptakan bank syariah yang sebesar BSI.
Maklum, saat ini BSI masih menjadi satu-satunya bank syariah dengan aset terbesar di tanah air. Hingga kuartal I-2024 saja, aset BSI sudah menyentuh sebesar Rp 358 triliun.
”Bank-bank syariah hasil konsolidasi tersebut baru akan berkompetisi dengan bank-bank konvensional menengah, sementara BSI berkompetisi dengan bank-bank konvensional top sepuluh,” ujarnya.
Baca Juga: Peluang Besar BTN Dorong Ekonomi Syariah, Tapi Jangan Sampai Salah Langkah
Sementara itu, Direktur IDEAS Yusuf Wibisono mengungkapkan seharusnya bank hasil konsolidasi bisa meningkatkan market share industri perbankan syariah ditambah menjadi pesaing dari BSI. Artinya, tidak hanya asal melakukan spin off.
Ia mencontohkan kabar BTN yang saat ini sedang melirik Bank Victoria Syariah. Dengan aset BTN Syariah yang sekitar Rp 55 triliun dan aset Bank Victoria Syariah sekitar Rp 3 triliun, maka itu belum bisa menjadi pesaing kuat bagi BSI.
”Dengan arah seperti ini, spin off hanya sekedar membawa pada konsolidasi industri perbankan syariah saja,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News